Awal Pekan IHSG Bergairah, 5 Saham Ini Jadi Pendorongnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada perdagangan sesi I Senin (10/7/2023), di tengah sibuknya rilis data ekonomi global pada pekan ini.
Per pukul 10:35 WIB, IHSG menguat 0,55% ke posisi 6.753,37. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.700 pada sesi I hari ini.
Secara sektoral, sektor properti menjadi penopang terbesar penguatan IHSG pada sesi I hari ini, yakni sebesar 2,33%. Selain itu, sektor keuangan juga menjadi leader IHSG yakni sebesar 1,07%, kemudian saham energi sebesar 0,49%.
Beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut kembali menguat.
Berikut saham-saham yang menopang IHSG di sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 13,65 | 5.500 | 2,33% |
Bank Mandiri | BMRI | 4,99 | 5.200 | 0,97% |
Telkom Indonesia | TLKM | 1,21 | 3.970 | 0,25% |
United Tractors | UNTR | 1,18 | 24.000 | 1,05% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 1,01 | 2.400 | 0,84% |
Sumber: Refinitiv & RTI
Dua saham perbankan raksasa menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini. Adapun dua saham bank raksasa tersebut yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 13,6 indeks poin dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 5 indeks poin.
Tak hanya dua saham bank raksasa, dua saham raksasa batu bara juga menjadi penopang IHSG, yakni saham PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar 1,2 indeks poin dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebesar 1,01 indeks poin.
Penguatan IHSG terjadi di tengah bervariasinya pergerakan bursa Asia pada hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,74%, Shanghai Composite China naik 0,17%, dan Straits Times Singapura juga naik 0,13%.
Sedangkan untuk indeks Nikkei 225 Jepang merosot 0,99%, ASX 200 Australia melemah 0,4%, dan KOSPI Korea Selatan turun 0,18%.
Pelaku pasar di global termasuk di Indonesia akan memantau rilis data inflasi China dan Amerika Serikat (AS) pada pekan ini.
Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2023 mengalami penurunan ke level 127,1 dari sebelummnya 128,3 pada Mei 2023.
Penurunan ini didorong oleh melemahnya optimisme keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap ekonomi ke depan.
"Hal tersebut tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Juni 2023 yang masing-masing tercatat sebesar 116,8 dan 137,5," tulis Bank Indonesia (BI) dalam laporan Survei Konsumen Bank Indonesia, Senin (10/7/2023).
Angka ini lebih rendah dari 118,9 dan 137,8 pada Mei 2023. BI mengklaim pada Juni 2023, keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran.
Secara triwulanan, BI mencatat IKK triwulan II-2023 mengindikasikan optimisme konsumen semakin kuat dengan IKK tercatat pada level 127,2, lebih tinggi dibandingkan 122,9 pada triwulan I-2023.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)