
Ini Alasan Bank Muamalat Listing di Bursa Akhir 2023 Nanti

Jakarta, CNBC Indonesia - PTĀ Bank Muamalat Indonesia Tbk. berencana melakukan pencatatan saham atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejak tahun 1998, Bank Muamalat sudah tercatat sebagai perusahaan terbuka. Tetapi sahamnya saat ini belum tercatat di bursa.
Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan mengatakan bahwa keputusan ini sejalan dengan arahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa perusahaan terbuka perlu mencatatkan sahamnya di bursa. Tahun 2023 adalah batas akhir bagi Bank Muamalat untuk listing di BEI.
Dalam persiapannya, Indra mengatakan bahwa sejak akhir tahun 2022, pihaknya telah membentuk sebuah timcorporateactionuntuk melancarkan rencanalistingini. Bank Muamalat juga sudah menunjuk konsultan untuk melaksanakan rencana ini.
"Kami saat ini akan menggunakan buku Juni 2023 ini untuk listing tersebut. Saat ini tentu teman-teman dari profesi penunjang sebagai akuntan public maupun KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik) penilai saham sedang melakukan kerjanya," ujar Indra di Money Talks CNBC TV, Kamis (6/7/2023).
Bila proses tersebut sudah selesai, katanya, Bank Muamalat akan segera menyampaikan rencana listing ini ke BEI.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi pada hari Selasa lalu, mengaku pihaknya belum mendapatkan cukup informasi terkait rencana listing dari bank tersebut. Ia mengatakan otoritas siap mengkaji bila rencana listing Bank Muamalat sudah memenuhi aturan pasar modal ataupun aturan di perbankan.
Asal tahu saja, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) resmi menjadi pemegang saham pengendali Bank Muamalat sejak akhir 2021 lalu. Kala itu, BPKH menerima pengalihan saham melalui hibah dari para pemegang saham pengendali (PSP) sebelumnya, yakni Islamic Development Bank (IsDB), Boubyan Bank, Atwill Holdings Limited, National Bank of Kuwait, IDF Investment Foundation, dan BMF Holdings Limited.
Saat ini komposisi pemegang saham Bank Muamalat terdiri dari BPKH sebanyak 41,34 miliar saham (82,65%), Andre Mirza Hartawan sebanyak 2,56 miliar saham (5,19%), Apliani sebanyak 1,24 miliar saham (2,48%), Reza Rhenaldi Sayaiful sebanyak 1,09 miliar saham (2,19%), Dewi Monita sebanyak 1,09 miliar saham (2,18%), IsDB sebanyak 1,02 miliar saham (2,04%), dan masyarakat sebanyak 1,63 miliar saham (3,26%).
Jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 50,01 miliar saham (100%).
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-siap! 11 Perusahaan Aset Jumbo Antre IPO di BEI