Market Commentary

IHSG Menghijau, 5 Saham Ini Jadi Penopangnya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Kamis, 06/07/2023 11:58 WIB
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada perdagangan sesi I Kamis (6/7/2023), di tengah lesunya mayoritas bursa saham global.

Per pukul 11:41 WIB, IHSG naik tipis 0,05% ke posisi 6.722,54. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.700 pada sesi I hari ini.

Secara sektoral, sektor konsumer non-primer menjadi penopang terbesar penguatan IHSG pada sesi I hari ini, yakni sebesar 1,55%. Selain itu, sektor energi juga menjadi leader IHSG yakni sebesar 1,48%.


Beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut kembali menguat.

Berikut saham-saham yang menopang IHSG di sesi I hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Sumber Alfaria TrijayaAMRT2,942.6701,91%
Bayan ResourcesBYAN2,5415.6500,97%
Merdeka Copper GoldMDKA2,073.4201,79%
United TractorsUNTR1,1824.0251,37%
Adaro Energy IndonesiaADRO1,002.4501,24%

Sumber: RTI

Saham emiten peritel pemilik waralaba Alfamart yakni PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni 2,9 indeks poin.

Sementara itu, tiga saham raksasa batu bara juga menjadi penopang indeks, seperti saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) sebesasr 2,5 indeks poin, PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar 1,2 indeks poin, dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebesar 1 indeks poin.

IHSG kembali menguat di tengah lesunya pasar saham global. Lesunya pasar saham global terjadi setelah risalah Federal Open Market Committee (FOMC) keluar. Dalam risalah tersebut, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengisyaratkan kenaikan tetapi dalam tingkatan yang lebih rendah atau tempo yang lebih lambat.

Berdasarkan risalah tersebut, hanya dua dari 18 partisipan yang menginginkan kenaikan sekali lagi. Sebanyak 12 partisipan menginginkan kenaikan dua kali lagi atau lebih.

Pada pertemuan terakhir, The Fed akhirnya menekan jeda setelah 10 kenaikan suku bunga berturut-turut sejak Maret 2022, bahkan ketika inflasi yang melambat lebih lambat dari yang diproyeksikan.

Pada saat yang sama, Jerome Powell cs memperkirakan dua kenaikan tambahan tahun ini, lebih dari yang diharapkan pasar. The Fed sendiri sudah mengerek suku bunga acuan ke 5,0-5,25% sejak Maret tahun lalu.

Powell mengatakan, pejabat Fed menginginkan lebih banyak waktu untuk menilai data ekonomi sehubungan dengan kenaikan agresif sebelumnya serta pengetatan kredit menyusul kolapsnya bank AS pada Maret lalu.

Selain itu, panasnya kembali tensi geopolitik antara AS-China juga membebani pasar global pada hari ini. Panasnya kembali ketegangan antara China-AS terjadi setelaj keduanya membahas soal pembatasan ekspor dan transfer teknologi semikonduktor.

Kabar teranyar, mengutip Bloomberg Senin awal pekan ini, pemimpin China Xi Jinping meminta negara-negara untuk menghindari decoupling dan pemotongan rantai pasokan, satu hari setelah negaranya memberlakukan batasan ekspor dua logam utama yang digunakan untuk membuat chip guna melawan pembatasan Barat di Beijing.

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu ingin bekerja dengan negara-negara untuk "menolak langkah yang berupaya membangun penghalang, memisahkan dan memutus rantai pasokan," kata Xi dalam pidato virtual kepada para pemimpin Organisasi Kerja Sama Shanghai.

Membalas aksi China, AS sendiri mengambil langkah-langkah yang semakin agresif untuk mengendalikan ambisi teknologi negara Xi Jinping, sebagian besar demi membatasi kemajuan militer, dan telah berupaya meyakinkan sekutu di Eropa dan Asia untuk melakukan hal yang sama.

AS sekarang sedang bersiap untuk membatasi akses perusahaan China ke layanan komputasi awan AS, demikian menurut sumber anomim kepada WSJ, Senin awal pekan ini. Ini menjadi sebuah langkah dapat memperburuk hubungan antara dua kekuatan ekonomi dunia itu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat