7 Saham Bank Digital Loyo, Sudah Kemahalan?
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham bank digital kompak terkoreksi pada perdagangan sesi I Rabu (5/7/2023), setelah beberapa hari di beberapa saham bank digital berhasil menguat.
Ketujuh saham bank digital terpantau terkoreksi mulai dari kisaran 0,5% hingga 2%.
Berikut pergerakan bank digital pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Jago | ARTO | 3.390 | -2,02% |
Bank Neo Commerce | BBYB | 462 | -1,28% |
Bank MNC International | BABP | 80 | -1,23% |
Bank Aladin Syariah | BANK | 1.250 | -1,19% |
Bank Raya Indonesia | AGRO | 398 | -1,00% |
Bank Capital Indonesia | BACA | 133 | -0,75% |
Allo Bank Indonesia | BBHI | 1.735 | -0,57% |
Sumber: RTI
Hingga pukul 09:58 WIB, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) menjadi saham bank digital yang paling parah koreksinya pada pagi hari ini, yakni ambruk 2,02%.
Lesunya saham bank digital pada pagi hari ini cenderung wajar karena beberapa hari sebelumnya, saham bank digital sudah menguat sehingga investor cenderung mulai merealisasikan keuntungannya.
Di lain sisi, saham bank digital juga sudah cenderung mahal jika dilihat dari fundamentalnya. Berdasarkan price to earnings ratio (PER) dan price to book value (PBV), nilai saham bank digital di atas rata-rata perbankan lainnya.
Investor juga cenderung menilai bahwa saham bank digital sudah tergolong premium. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan rasio PER dan PBV yang sudah berada di atas rata-rata industri.
Contohnya saja saham ARTO, di mana PER yang disetahunkan (annualized) sudah mencapai 670,89 kali, jauh dari PER industri yang mencapai 11,18 kali. Sedangkan dari PBV-ya juga sudah cukup mahal yakni 5,67 kali, di atas rata-rata industri yang mencapai 2,14 kali.
Pergerakan harga sahamnya juga dinilai tidak konsisten, berbeda dengan saham bank KBMI (kelompok bank dengan modal inti) IV yang cenderung sideways.
Selain itu, faktor masih agresifnya bank sentral utama seperti bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), apalagi bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) dan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) juga menahan laju pergerakan saham bank digital.
The Fed yang mengisyaratkan masih akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak dua kali lagi di tahun ini, membuat sektor-sektor teknologi termasuk bank digital kembali tertahan untuk lanjut menguat, meski beberapa sudah membaik.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)