
Jadi Korban 'Perang' Amerika-China, Rupiah Hari ini Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Rabu (5/7/2023). Rupiah bahkan menembus level psikologis Rp15.000/US$.
Merujuk data Refinitiv, mata uang Garuda dibuka melemah 0,20% menjadi Rp15.020/US$ di pasar spot.
Pelemahan tersebut berbanding terbalik dengan pergerakan hari sebelumnya yang cenderung menguat 0,20% ke posisi Rp14.990/US$. Kendati begitu, sejak awal 2023 mata uang Garuda masih mempertahankan penguatan sebesar 3,5%.
Pelemahan disinyalir karena sikap pelaku pasar yang cenderung hati-hati sejalan dengan penantian risalah Federal Open Market Comittee (FOMC) yang akan keluar pada hari ini waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (6/7/2023).
Risalah tersebut diharapkan bisa memberi arah kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) ke depan.
Seperti diketahui dalam beberapa waktu lalu Chairman the Fed, Jerome Powell sudah beberapa kali menyatakan bahwa potensi kenaikan suku bunga acuan sebanyak dua kali di sisa tahun ini masih bisa terjadi.
Oleh karena itu, kekhawatiran kenaikan suku bunga kembali mencuat yang semakin meningkatkan ketidakpastian di pasar. Padahal, di AS saat ini sedang merayakan libur hari raya Kemerdekaan yang biasanya sikap pelaku pasar akan lebih konservatif.
Terlepas dari efek liburan di AS, perekonomian China juga turut disorot investor karena negara asal Panda tersebut merupakan salah satu mitra dagang dan investasi utama Indonesia.
Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah mengungkapkan, kontraksi 1% ekonomi China dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3% hingga 0,6%.
Aktivitas pabrik di China mengalami kontraksi 3 bulan berturut pada Juni 2023, sementara aktivitas non-manufaktur berada pada titik paling lemah sejak Beijing memutuskan menghentikan kebijakan ketat nol-Covid di akhir tahun 2022 lalu.
Perkembangan ekonomi AS dan China sejauh ini masih menjadi tekanan pasar keuangan RI. 'Perang' dagang kedua negara juga bisa mengganggu stabilitas pasar keuangan global sehingga membuat mata uang Emerging Market seperti Indonesia tertekan.
Kabar teranyar, melansir Wall Street Journal (WSJ), Senin (4/7), China menerapkan pembatasan ekspor pada dua mineral yang menurut AS sangat penting untuk produksi semikonduktor, sistem rudal, dan sel surya. Ini bisa jadi bentuk pamer 'otot' ala China menjelang pembicaraan ekonomi antara dua negara tersebut.
Mineral yang dimaksud, yakni gallium dan germanium, bersama dengan lebih dari lusinan material terkait lainnya akan tunduk pada kontrol ekspor yang tidak dijelaskan secara rinci mulai 1 Agustus mendatang, seperti yang diumumkan oleh Kementerian Perdagangan Beijing pada Senin.
Eko Listiyanto, Wakil Direktur INDEF turut sependapat memandang dinamika rupiah masih disebabkan tantangan global sepanjang 2023 ini. Kendati demikian, beliau menambahkan pergerakan rupiah akan cukup stabil berada di kisaran Rp 15.000/US$.
Eko juga mengatakan "Dari sisi nilai tukar fluktuasi-nya, tidak seganas tahun lalu sampai akhir tahun." Secara jangka panjang, beliau merasa mata uang rupiah akan cukup stabil yang didukung oleh penurunan inflasi yang konsisten.
Inflasi utama Juni lebih rendah 3,52% secara tahunan (year on year/yoy). Nilai ini menjadi level inflasi terendah dalam 14 bulan. Inflasi di Indonesia berangsur-angsur mereda sejak mencapai puncaknya September lalu sebesar 5,95%.
Ke depan, BI juga meyakini inflasi tetap terkendali di dalam sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023. Hal ini menjadi potensi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunganya lebih awal, menurut beberapa ekonom.
Namun, ekonom melihat BI masih ogah memangkas suku bunga tahun ini. Dalam jajak pendapat Reuters yang dilakukan pada 14-19 Juni lalu, hampir dua pertiga dari responden, 15 dari 23, mengatakan, BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di angka 5,75% selama sisa tahun ini.
Adapun, 8 ekonom memperkirakan ada pemangkasan suku bunga pada 2023.
CNBC Indonesia Research
[email protected]
(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer