Market Commentary

IHSG Finish di Zona Merah, 7 Saham Big Cap Ini Biang Keroknya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Selasa, 04/07/2023 16:30 WIB
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Selasa (4/7/2023).


IHSG ditutup melemah 0,22% ke posisi 6.681,754. Kendati demikian IHSG masih menjaga level psikologis 6.600 pada perdagangan sesi I hari ini.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini, yakni sebesar 0,77%.

Selain itu, beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG, di mana secara mayoritas merupakan saham-saham berkapitalisasi pasar 10 besar.

Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank MandiriBMRI-9,605.250-1,87%
GoTo Gojek TokopediaGOTO-6,51109-2,68%
Telkom IndonesiaTLKM-3,713.970-0,75%
Bayan ResourcesBYAN-2,9815.475-1,12%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI-2,755.450-0,46%
Bank Negara IndonesiaBBNI-2,419.100-1,36%
Astra InternationalASII-2,376.775-0,73%

Sumber: Refinitiv

Emiten perbankan, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 9,6 indeks poin.

Di lain sisi, pelaku pasar masih mencerna dan menakar implikasi dari melandainya inflasi terhadap kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan kaitannya dengan aliran modal ke pasar saham.

Inflasi yang rendah bisa membuat investor tidak lagi begitu khawatir terhadap suku bunga.

Berdasarkan data BPS, seperti disebut di atas, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni 2023 tercatat sebesar 0,14% (month-to-month/mtm), sehingga IHK secara tahunan menjadi 3,52% (year-on-year/yoy), lebih rendah dari inflasi IHK bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,00% (yoy).

Ke depan, BI juga meyakini inflasi tetap terkendali di dalam sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023. Namun, ekonom melihat BI masih ogah memangkas suku bunga tahun ini.

Dalam jajak pendapat Reuters yang dilakukan pada 14-19 Juni lalu, hampir dua pertiga dari responden, 15 dari 23, mengatakan, BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di angka 5,75% selama sisa tahun ini. Adapun, 8 ekonom memperkirakan ada pemangkasan suku bunga pada 2023.

Perkembangan ekonomi terbesar kedua dunia, China, juga tak luput dari perhatian investor. Ini karena China adalah salah satu mitra dagang dan investasi utama Indonesia.

Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah mengungkapkan, kontraksi 1% ekonomi China dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3% hingga 0,6%.

Aktivitas pabrik di China mengalami kontraksi 3 bulan berturut pada Juni 2023, sementara aktivitas non-manufaktur berada pada titik paling lemah sejak Beijing memutuskan menghentikan kebijakan ketat nol-Covid di akhir tahun 2022 lalu.

Data terbaru menunjukkan pemulihan yang tidak merata telah terjadi di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Ini akibat momentum pertumbuhannya melemah.

Data dari Biro Statistik Nasional yang dirilis pada Jumat (30/6/2023) menyebut indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur resmi masuk di level 49,0 pada Juni, dibandingkan dengan 48,8 pada Mei dan 49,2 pada April.

Adapun, PMI manufaktur China versi Caixin/S&P Global, yang dirilis Senin (3/7), turun menjadi 50,5 di Juni dari 50,9 di Mei, kendati masih berada di area ekspansi (>50).

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat