
IHSG Sedikit Loyo di Sesi I, 5 Saham Ini Biang Keroknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau terkoreksi pada perdagangan sesi I Selasa (4/7/2023), di mana pergerakan IHSG cenderung mengikuti bursa Asia-Pasifik pada hari ini.
Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG turun 0,1% ke posisi 6.689,979. IHSG masih diperdagangkan di level psikologis 6.600 pada perdagangan sesi I hari ini.
Secara sektoral, sektor kesehatan menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini, yakni sebesar 0,52%. Kemudian disusul sektor kesehatan sebesar 0,91%.
Selain itu, beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | -4,35 | 110 | -1,79% |
Astra International | ASII | -3,56 | 6.750 | -1,10% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | -2,74 | 5.450 | -0,46% |
Bayan Resources | BYAN | -2,55 | 15.500 | -0,96% |
Bank Mandiri | BMRI | -2,42 | 5.325 | -0,47% |
Sumber: Refinitiv
Saham teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 4,3 indeks poin.
Selain itu, dua bank raksasa yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga menjadi pemberat indeks masing-masing sebesar 2,7 dan 2,4 indeks poin.
IHSG cenderung mengikuti pergerakan bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah pada hari ini. Per pukul 12:30 WIB, hanya indeks Hang Seng Hong Kong dan ASX 200 Australia yang masih menguat yakni masing-masing 0,39% dan 0,45%.
Sedangkan sisanya terpantau melemah. Indeks Nikkei 225 Jepang merosot 0,97%, Shanghai Composite China turun tipis 0,06%, Straits Times Singapura juga terkoreksi tipis 0,08%, dan KOSPI Korea Selatan terpangkas 0,3%.
Di lain sisi, pelaku pasar masih mencerna dan menakar implikasi dari melandainya inflasi terhadap kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan kaitannya dengan aliran modal ke pasar saham.
Inflasi yang rendah bisa membuat investor tidak lagi begitu khawatir terhadap suku bunga.
Berdasarkan data BPS, seperti disebut di atas, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni 2023 tercatat sebesar 0,14% (month-to-month/mtm), sehingga IHK secara tahunan menjadi 3,52% (year-on-year/yoy), lebih rendah dari inflasi IHK bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,00% (yoy).
Ke depan, BI juga meyakini inflasi tetap terkendali di dalam sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023.
Namun, ekonom melihat BI masih ogah memangkas suku bunga tahun ini.
Dalam jajak pendapat Reuters yang dilakukan pada 14-19 Juni lalu, hampir dua pertiga dari responden, 15 dari 23, mengatakan, BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di angka 5,75% selama sisa tahun ini. Adapun, 8 ekonom memperkirakan ada pemangkasan suku bunga pada 2023.
Perkembangan ekonomi terbesar kedua dunia, China, juga tak luput dari perhatian investor. Ini karena China adalah salah satu mitra dagang dan investasi utama Indonesia.
Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah mengungkapkan, kontraksi 1% ekonomi China dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3% hingga 0,6%.
Aktivitas pabrik di China mengalami kontraksi 3 bulan berturut pada Juni 2023, sementara aktivitas non-manufaktur berada pada titik paling lemah sejak Beijing memutuskan menghentikan kebijakan ketat nol-Covid di akhir tahun 2022 lalu.
Data terbaru menunjukkan pemulihan yang tidak merata telah terjadi di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Ini akibat momentum pertumbuhannya melemah.
Data dari Biro Statistik Nasional yang dirilis pada Jumat (30/6/2023) menyebut indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur resmi masuk di level 49,0 pada Juni, dibandingkan dengan 48,8 pada Mei dan 49,2 pada April.
Adapun, PMI manufaktur China versi Caixin/S&P Global, yang dirilis Senin (3/7), turun menjadi 50,5 di Juni dari 50,9 di Mei, kendati masih berada di area ekspansi (>50).
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Loyo, GOTO dan 3 Raksasa Batu Bara Jadi Beban
