IHSG Bergairah, 7 Saham Ini Jadi Penopang Utamanya
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada perdagangan sesi I Senin (3/7/2023), di mana pada hari ini merupakan perdagangan perdana di semester II-2023.
Per pukul 10:55 WIB, IHSG menguat 0,25% ke posisi 6.678,26. IHSG masih diperdagangkan di level psikologis 6.600 pada hari ini.
Secara sektoral, sektor energi dan utilitas menjadi penopang penguatan IHSG terbesar pada sesi I hari ini, yakni sebesar 0,7%.
Selain itu, beberapa saham turut membantu IHSG sehingga IHSG berhasil menguat.
Berikut saham-saham yang menopang IHSG di sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 9,23 | 5.500 | 1,38% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 3,01 | 2.320 | 4,04% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | 2,60 | 3.140 | 2,61% |
Charoen Pokphand Indonesia | CPIN | 2,11 | 5.400 | 2,37% |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | 1,94 | 112 | 1,82% |
Bayan Resources | BYAN | 0,97 | 15.550 | 0,32% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | 0,96 | 9.200 | 0,55% |
Sumber:Refinitiv & RTI
Saham emiten perbankan dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua di bursa yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini yakni mencapai 9,2 indeks poin.
Selain itu, ada saham raksasa batu bara yang juga menopang IHSG di sesi I hari ini, yakni saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebesar 3,01 indeks poin.
IHSG berhasil menguat setelah melewati pekan yang pendek karena adanya libur panjang Idul Adha 1444 H. Perdagangan pekan lalu hanya berlangsung selama dua hari saja dan perdagangan Selasa pekan lalu menjadi akhir dari perdagangan semester I-2023.
Sepanjang semester I-2023, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kurang memuaskan, di mana IHSG ambles 2,09%. Hal ini karena IHSG tampak berada di dalam tren sideways. Pergerakannya terbatas di 6.500-6950 saja.
Meski begitu, kinerja IHSG di semester I-2023 masih lebih baik ketimbang kinerjanya pada semester I-2023, di mana IHSG ambles hingga 5,29%, bahkan menyentuh level psikologis 3.900 dan menjadikannya all time low (ATL) dalam beberapa tahun terakhir.
Secara garis besar kondisi IHSG dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni ketidakpastian ekonomi global. Mulai dari kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang masih hawkish hingga kondisi ekonomi negara-negara yang memiliki hubungan dagang dengan Indonesia yang cenderung melemah seperti China.
Meski pada semester I-2023 kurang menggembirakan, tetapi di awal semester II-2023, IHSG mampu bergerak di zona hijau. Investor berharap di semester kedua 2023, pergerakan pasar keuangan dapat lebih stabil, tentunya dengan kondisi global yang diharapkan membaik.
Selain itu, IHSG yang menguat juga cenderung mengikuti pergerakan bursa Asia-Pasifik dan Amerika Serikat (AS).
Per pukul 11:04 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 1,69%, Hang Seng Hong Kong melejit 1,73%, Shanghai Composite China melesat 1,29%, Straits Times Singapura menguat 0,24%, dan ASX 200 Australia bertambah 0,56%.
Bursa AS, Wall Street pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu juga ditutup bergairah. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,84%, S&P 500 melesat 1,23%, dan Nasdaq Composite berakhir melonjak 1,45%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)