
Transaksi Harian Lesu, BEI: Uangnya Dipakai Buat Liburan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara terkait Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sepanjang 2023 yang masih berada di bawah target Rp 14,75 triliun. Nilai transaksi per 27 Juni 2023 saja, rata-rata transaksi haruan mencapai Rp 10,34 triliun atau lebih rendah daripada 2022 yang menembus Rp 14,7 triliun.
Namun, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia Irvan Susandy tetap optimis aliran pemodal akan kembali. Sebab, penurunan transaksi investor saat ini lebih banyak dialokasikan untuk berlibur. Hal itu seiring dengan penetapan status Indonesia dari pandemi menjadi endemi.
"Kita melihat endemi ini beberapa investor kita transaksinya turun. Mereka kembali kerja dan mengalokasikan uang mulai digunakan untuk wisata dan kebutuhan tersier lainnya sehingga transaksi mereka nggak setiap hari, tapi lebih jarang," ujarnya saat konferensi pers secara virtual, dikutip Senin (3/7).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengungkapkan, penurunan transaksi harian pasar modal Indonesia tidak sendirian, melainkan juga terjadi di banyak negara.
Per 31 Mei 2023, jika RNTH di bursa Indonesia turun 29% dibandingkan dengan 2022, bursa-bursa lain di kawasan Asia, seperti Malaysia turun sebesar 5,69%, Singapura turun sebesar 11,29% dan Thailand sebesar 17,25%.
Di sisi lain, Iman mengaku, ada sederet sentimen yang mempengaruhi aktivitas investor, seperti resesi global, perang antara Rusia dan Ukraina, teen kenaikan inflasi dan suku bunga yang mewarnai segelintir dinamika pasar modal Tanah Air.
Namun, Iman menegaskan, nilai transaksi saham merupakan di luar kendali BEI karena tergantung dengan rasionalisasi investasi masing-masing investor. Pihaknya hanya bisa meningkatkan daya tarik pasar dengan meningkatkan sisi permintaan dan suplai produk.
"Dari sisi demand kami upayakan investor bertambah. Begitu pula dari supply dengan mengakomodasi IPO berkualitas," imbuhnya.
Iman menambahkan, pada semester II transaksi akan kembali mulai bergairah seiring dengan potensi masuknya penggalangan dana bernilai jumbo dari calon emiten. Saat ini, ada setidaknya telah terdapat 3 calon emiten yang akan melantai di pasar modal dengan nilai initial public offering (IPO) di atas Rp9 triliun yang tengah diproses BEI.
"Hari ini sudah ada 3 perusahaan yang proceed dengan potensi penggalangan dana di atas US$ 700 juta - US$ 800 juta atau di atas Rp9 triliun dan itu sangat besar. Jadi akan ada IPO jumbo yang akan menjadi katalis peningkatan perdagangan," pungkasnya.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article OJK Bidik Transaksi Harian Saham 2023 Capai Rp10,75 Triliun
