Era Suku Bunga Tinggi, Cek Deretan Saham Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Era suku bunga tinggi yang berdampak ke resesi global menjadi salah satu faktor pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang semester pertama 2023. IHSG melemah 2,76%, ditutup di di 6.850,74, paling buruk selama periode pandemi.
Pertanyaan besarnya adalah "Bagaimana prospek semester kedua ini dan saham apa yang menarik?"
Berdasarkan hal tersebut, ini merupakan daftar emiten yang menarik untuk semester-II bila dilihat dari rasio keuangan.
Kenaikan suku bunga menjadi story utama pergerakan saham. Rasio keuangan yang perlu diperhatikan adalah tingkat utang berbunga dari perusahaan, khususnya jika utang tersebut dalam bentuk dolar. Sehingga, investor tetap perlu untuk melakukan riset ulang mendalam pada laporan keuangan dan memeriksa catatan kaki.
Rasio keuangan yang akan cocok digunakan adalah DER positif dan kurang dari satu, sehingga terhindar dari risiko perusahaan gagal bayar utang. Selanjutnya, investor perlu memperhatikan EV to EBITDA untuk melihat valuasi mahal dan murahnya dengan memperhatikan faktor kas dan utangnya.
Faktor yang juga perlu diperhatikan adalah perusahaan memiliki perbandingan harga dan arus kas operasi bersih (free cash flow). Metrik tersebut dapat memastikan bahwa perusahaan juga menghasilkan keuntungan secara kas.
Perbandingan harga dibanding aset dan laba bersih (PBV dan PER) akan memastikan suatu perusahaan memang murah secara valuasi relatif.
Berikut metrik yang digunakan untuk melakukan screening saham-saham tersebut,
- DER: 0-1
- EV to EBITDA: 0-5
- Price to Free Cash Flow: 0-6
- PBV: 0-1
- PER: 0-6
Secara makro, fundamental perekonomian Indonesia yang cukup baik berpotensi menjadi daya tarik pelaku pasar domestik maupun asing. Suku bunga Bank Indonesia yang sudah lebih agresif dibanding Amerika Serikat (AS), inflasi yang lebih terjaga, dan perekonomian yang tetap dapat bertumbuh menjadi faktor IHSG memasuki fase bullish pada semester depan.
Dalam beberapa Rapat Dewan Gubernur (RDG) terakhir, Bank Indonesia telah menahan suku bunganya. Pelaku pasar juga memproyeksikan Bank Indonesia akan menahan suku bunga hingga akhir tahun.
Indonesia juga berpotensi akan menurunkan suku bunganya lebih awal dibanding AS. Hal ini menarik minat investor seiring likuiditas akan menjadi lebih mudah dan bunga pinjaman perbankan akan menjadi lebih rendah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(mza/mza)