
Libur Panjang Usai, IHSG Pekan Depan Bakal Kebanjiran Modal?

Jakarta, CNBC Indonesia - Transaksi perdagangan bursa saham Indonesia (IHSG) menjelang libur lebaran Idul Qurban cukup sepi. Pelaku pasar cenderung menahan investasinya agar asetnya tidak tertahan di bursa.
Investor cenderung melakukan pengamanan keuntungan investasinya atau take profit. Hal ini menyebabkan terjadinya koreksi pasar saham pada pekan sebelumnya yang disebabkan pelaku pasar ingin melikuidkan asetnya dalam bentuk kas.
Koreksi yang disebabkan oleh sentimen yang tidak memengaruhi kinerja perusahaan menjadi kesempatan value investor untuk akumulasi. Sehingga, layakkah kembali masuk pasca libur lebaran usai?
Aksi tekanan jual tidak berlangsung dalam satu hari. Pelaku pasar telah mulai keluar pasar sejak beberapa pekan sebelumnya. Hal ini tercermin dari pergerakan IHSG yang terus terkoreksi sejak 12 Juni 2023, mencapai 0,9%.
Koreksi selaras dengan asing yang terpantau melakukan aksi jual bersih atau net foreign sell sebesar Rp 804 miliar sepekan menjelang libur hari raya Qurban. Emiten dengan penjualan asing bersih terbesar dan penurunan harga yaitu
- BBRI dijual asing Rp 228 miliar (-2,25%)
- GOTO dijual asing Rp 170 miliar (-6,78%)
- UNVR dijual asing Rp 68,2 miliar (-0,93%)
- PGAS dijual asing Rp 49,2 miliar (-0,76 %)
- INCO dijual asing Rp 33,7 miliar (-2,70%)
- HMSP dijual asing Rp 32,9 miliar (-1,05%)
- MYOR dijual asing Rp 31,4 miliar (-1,88%)
Selain itu, nilai transaksi yang hanya mencapai Rp 8 triliun pada hari terakhir perdagangan berpotensi menjadi faktor IHSG kembali terapresiasi. Bahkan dalam beberapa hari terakhir menjelang libur, nilai transaksi bursa tidak mencapai Rp 10 triliun.
Di sisi lain, pelaku pasar berpeluang untuk kembali masuk ke pasar saham pasca libur usai.
Libur panjang cuti bersama Hari Raya Idul Adha yang membuat perdagangan pasar saham RI hanya berlangsung selama dua hari yakni Senin dan Selasa, sehingga pasar diperkirakan tidak akan begitu agresif karena beberapa pelaku pasar sudah mempersiapkan liburan panjang tersebut.
Sebagai informasi, perdagangan IHSG kembali dilanjutkan besok, Senin, 3 Juli 2023.
Secara makro, fundamental perekonomian Indonesia yang cukup baik berpotensi menjadi daya tarik pelaku pasar domestik maupun asing. Suku bunga Bank Indonesia yang sudah lebih agresif dibanding Amerika Serikat (AS), inflasi yang lebih terjaga, dan perekonomian yang tetap dapat bertumbuh menjadi faktor potensi IHSG memasuki fase bullish pada semester depan.
Dalam beberapa Rapat Dewan Gubernur (RDG) terakhir, Bank Indonesia telah menahan suku bunganya. Pelaku pasar juga memproyeksikan Bank Indonesia akan menahan suku bunganya hingga akhir tahun.
Indonesia juga berpotensi akan menurunkan suku bunganya lebih awal dibanding AS. Hal ini menjadi daya tarik investor seiring likuiditas akan menjadi lebih mudah dan bunga pinjaman perbankan akan menjadi lebih rendah.
(mza/mza)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat