
Dear Sobat Cuan, Simak Prospek IHSG Usai Libur Idul Adha

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Transaksi perdagangan bursa saham Indonesia (IHSG) menjelang libur lebaran Idul Adha sepi. Pelaku pasar cenderung menahan investasinya agar asetnya tidak tertahan di bursa.
Selain itu, investor cenderung melakukan pengamanan keuntungan investasinya atau take profit. Hal ini menyebabkan terjadinya koreksi pasar saham pada pekan sebelumnya yang disebabkan pelaku pasar ingin melikuidkan asetnya dalam bentuk kas.
Libur panjang cuti bersama Hari Raya Idul Adha yang membuat perdagangan pasar saham RI hanya berlangsung selama dua hari yakni Senin dan Selasa. Imbasnya, pasar diperkirakan tidak akan begitu agresif karena beberapa pelaku pasar sudah mempersiapkan liburan panjang tersebut.
Hal ini terlihat dari nilai transaksi yang hanya mencapai Rp 8 triliun hingga sesi pada hari terakhir perdagangan. Bahkan dalam beberapa hari terakhir menjelang libur, nilai transaksi bursa tidak mencapai Rp 10 triliun.
Di sisi lain, pelaku pasar berpeluang untuk kembali masuk ke pasar saham pascalibur usai. Hal tersebut dapat menjadi peluang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ramai dan mengalami kenaikan.
Berkaca pada perdagangan pasca libur lebaran Idul Fitri sebelumnya, IHSG melesat dua hari berturut-turut, meningkat 1,29% dan 0,51%. Pascalibur hari suci Nyepi, IHSG juga tampak mengalami kenaikan signifikan (24/6/2023), melesat 1,06%.
Berdasarkan data historis tersebut, IHSG berpotensi melesat juga pascalibur Idul Adha nanti. Sebagai informasi, perdagangan IHSG kembali dilanjutkan pada Senin (3/7/2023).
Selain itu, fundamental perekonomian Indonesia yang cukup baik berpotensi menjadi daya tarik pelaku pasar domestik maupun asing. Suku bunga Bank Indonesia yang sudah lebih agresif dibanding Bank Sentral Amerika Serikat (AS), inflasi yang lebih terjaga, dan perekonomian yang tetap dapat bertumbuh menjadi faktor IHSG memasuki fase bullish pada semester depan.
Dalam beberapa Rapat Dewan Gubernur (RDG) terakhir, Bank Indonesia telah menahan suku bunganya. Pelaku pasar juga memproyeksikan BI akan menahan suku bunganya hingga akhir tahun.
Indonesia juga berpotensi akan menurunkan suku bunganya lebih awal dibanding AS. Hal ini menarik minat investor seiring likuiditas akan menjadi lebih mudah dan bunga pinjaman perbankan akan menjadi lebih rendah.
(mza/mza)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meski Minim Sentimen, IHSG Lompat 1,33% ke 7.129 di Sesi I