Tahir Suntik Bank Mayapada Rp 3 T, Buat Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Konglomerat Dato Sri Tahir telah mengucurkan Rp3 triliun untuk emiten perbankan miliknya PT Bank Mayapada Tbk. (MAYA). Tahir, yang merupakan pemegang saham pengendali MAYA, mengungkapkan bahwa suntikan modal jumbo tersebut merupakan komitmen kuat untuk membesarkan bank.
"Saya punya komitmen kuat membesarkan Bank Mayapada, maka saya akan terus menyetor modal sesuai dengan kebutuhan bank yang terus berkembang," kata Tahir dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (27/6/2023).
Sementara itu, Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi mengatakan bahwa suntikan modal ini akan memperkuat kinerja bank.
Dan ini merupakan hal yang positif untuk perusahaan dan sudah diinformasikan ke OJK," kata Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi dalam keterangan resminya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sepanjang 2022, Bank Mayapada Internasional mencatatkan laba bersih sebesar Rp25,99 miliar. Jumlah ini mengalami penurunan 41,09%, dari laba bersih periode 2021 yang tercatat senilai Rp44,13 miliar.
Bank pun masih urung membagikan dividen tunai kepada pemegang saham. Hal ini diputuskan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk kinerja keuangan bank tahun buku 2022 yang diadakan Rabu (24/5/2023) lalu.
Mengutip penyedia data RTI, terakhir kali MAYA membagikan dividen adalah untuk kinerja tahun buku 2017 sebesar Rp 50 per saham.
Dari perolehan tersebut, bank memutuskan untuk mencadangkan sebesar 3,85% atau sebesar Rp1 miliar untuk cadangan. Ini sesuai dengan ketentuan Pasal 39 Anggaran Dasar Perseroan juncto Pasal 70 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT). Peraturan tersebut mewajibkan perusahaan untuk melakukan cadangan dari laba bersih setiap tahun, sampai cadangan mencapai 20% dari total Modal Disetor.
Sedangkan sisanya sebesar Rp24,99 miliar akan dicatatkan sebagai laba yang ditahan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan.
Sementara itu, MAYA per 31 Maret 2023 mencatatkan perolehan laba sebesar Rp35,51 miliar. Ini menyusut 21% dari periode yang sama setahun sebelumnya sebesar Rp45,32 miliar. Padahal, pendapatan bunga Rp2,08 triliun, naik 11% periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,87 triliun.
(Zefanya Aprilia/ayh)