Breaking! Rekor Terburuk 3 Bulan, Dolar AS Tembus Rp 15.000

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
26 June 2023 15:03
Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bahkan ditutup di bawah level psikologis Rp 15.000/US$.

Merujuk data Refinitiv, rupiah di pasar spot ada di posisi Rp 15.010/US$. Rupiah melemah 0,13%.

Ini adalah kali pertama rupiah ditutup di bawah Rp 15.000 sejak 30 Maret 2023 atau terendah atau hampir tiga bulan terakhir.


Pelemahan ini semakin memperpanjang derita rupiah. Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (23/6/2023), rupiah ditutup melemah 0,37% ke posisi Rp 14.990/US$.

Rupiah langsung melemah ke bawah Rp 15.000 sejak awal perdagangan hari ini. Mata uang Garuda tak mampu berbalik arah dan ditutup di posisi di bawah level psikologis Rp 15.000/US$.

Chief Economist Trimegah Sekuritas, Fakhrul Fulvian, tahun 2023 merupakan tren pelemahan rupiah masih akan terjadi dalam jangka pendek. Pasalnya, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) masih akan menaikkan suku bunga pada tahun ini.

Selain The Fed, bulan Juni juga terdapat periode pembayaran dividen sehingga permintaan dolar AS meningkat.
"Dalam jangka pendek tren pelemahan terutama di bulan Juni tetapi pelemahan tidak akan selamanya," tutur Fakhrul, dalam Power Lunch, CNBC Indonesia (Senin, 26/06/2023).

Pada acara yang sama, Treasury & Global Market Head Sales Bank Mega, Donny Lukito, menjelaskan karena banyaknya data penting yang akan keluar hingga Juli mendatang. Artinya, ketidakpastian akan meningkat.

"Tendensinya (rupiah) masih bergerak di inflasi AS dan suku bunga The Fed," tutur Lukito, 

Pelemahan rupiah hari ini juga dipengaruhi oleh libur panjang Idul Adha. Seperti diketahui, pemerintah menetapkan cuti bersama untuk Idul Adha pada 28-30 Juni 2023.

Artinya, hanya akan ada dua hari efektif perdagangan pada pekan ini sehingga tak menutup kemungkinan pelaku pasar akan ambil untung atau profit taking dalam jangka pendek.

Dengan libur panjang ini, pasar biasanya tak begitu agresif karena para pelaku pasar sudah mempersiapkan untuk pergi berlibur dan mengambil taking profit pada pekan kemarin.

Secara historis, rupiah lebih sering melemah menjelang libur panjang.

Mata uang Garuda melemah 0,37% sebelum libur panjang Idul Fitri pada 19 April tahun ini. Pada tahun 2019, rupiah juga lebih sering melemah menjelang libur panjang seperti pada Mei dan Agustus 2019.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]




(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular