
Jelang Libur Panjang Idul Adha, IHSG Sesi I Turun 0,11%

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi I perdagangan siang ini, Jumat (23/6/23) turun 0,11% menjadi 6.644,80.
Terdapat 330 saham yang melemah, 212 saham tidak bergerak dan hanya 183 saham yang menguat. Hingga istirahat siang sekitar 10,25 miliar saham terlibat yang berpindah tangan sebanyak 518 ribu kali. Selain itu, nilai perdagangan tercatat baru mencapai Rp. 4,48 triliun.
Berdasarkan catatan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv sebagian besar sektor melemah. Sektor Real estate menjadi yang paling merugikan indeks, turun 0,43%. Saham milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk terpantau menjadi pemberat utama IHSG sebesar 9,15 indeks poin disusul PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk sekitar 2 indeks poin.
Salah satu sentimen yang menjadi perhatian para pelaku pasar adalah pergerakan bursa saham Wall Street yang mengalami variasi kemarin.
Investor kembali melirik saham-saham teknologi di AS, menandakan ketertarikan mereka yang ingin mengatasi rasa kekecewaan setelah The Fed menegaskan kebijakan hawkishnya tahun ini.
Ketua The Fed, Powell, juga telah menegaskan kemungkinan adanya peningkatan suku bunga untuk menurunkan inflasi lebih lanjut. Meskipun pada pertemuan FOMC pekan lalu suku bunga tidak dinaikkan, namun kemungkinan kenaikan suku bunga masih besar menurut Powell.
The Fed memperkirakan akan ada dua kenaikan suku bunga tambahan hingga akhir tahun 2023. Sementara itu, Bank of England (BoE) baru saja menaikkan suku bunga acuannya karena inflasi yang masih tinggi di Inggris.
Inflasi yang jauh di atas target BoE memberikan tekanan bagi bank sentral untuk menjaga kebijakan moneter yang ketat.
Hari ini, data awal PMI manufaktur dan data inflasi Mei 2023 dirilis di beberapa negara, termasuk Jepang, Singapura, dan Inggris.
Sementara dari dalam negeri, pasar masih akan memantau keputusan BI yang kembali mempertahankan suku bunga acuannya kemarin.
Sebelumnya kemarin, BI kembali mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,75%. Langkah tersebut sejalan dengan arah kebijakan untuk memastikan terkendalinya inflasi pada 2023 dan 2024 pada level 3 plus minus 1%.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 21-22 Juni 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (22/6/2023).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Sesi I Hari Ini Turun Tipis, 268 Saham Merah