Commodity News

Suku Bunga Masih Menghantui, Harga Minyak Anjlok 4%

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
Jumat, 23/06/2023 09:00 WIB
Foto: Sumur minyak PHE. (Dok PHE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dibuka tidak kompak pada pembukaan perdagangan Jumat (23/6/2023) setelah di tutup anjlok hingga 4% pada perdagangan sebelumnya karena The Fed berencana masih akan kembali menaikkan suku bunga acuan yang membuat dolar makin menguat dan akan berefek pada penurunan permintaan komoditas minyak.

Harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,03% ke posisi US$69,53 per barel sementara harga minyak mentah Brent dibuka melemah 0,16% ke posisi US$74,02 per barel.


Pada perdagangan Kamis (22/6/2023), minyak WTI di tutup anjlok 4,16% ke posisi US$69,51 per barel sementara minyak Brent juga anjlok 3,86% ke posisi US$74,14 per barel.

Stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) membukukan penurunan yang mengejutkan pada minggu lalu, dibantu oleh permintaan ekspor yang kuat dan impor yang rendah, sementara persediaan bensin dan sulingan naik, ungkap Administrasi Informasi Energi hari Kamis.

Persediaan minyak mentah USOILC=ECI turun 3,8 juta barel menjadi 463,3 juta barel dalam sepekan hingga 16 Juni, dibandingkan dengan ekspektasi para analis Reuters untuk kenaikan 300.000 barel.

Stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma, pusat pengiriman USOICC=ECI turun 98.000 barel, ungkap EIA.

Anjloknya harga minyak pada perdagangan Kamis masih terdampak sentimen rencana kenaikan suku bunga AS.

"Pasar minyak mentah dan produk olahan hanya terbebani oleh suku bunga yang lebih tinggi, dan permintaan tidak akan terwujud secepat yang diharapkan," ucap Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston.

Ekspor minyak mentah AS naik menjadi 4,5 juta barel per hari pekan lalu, sementara impor turun sekitar 50% menjadi 1,6 juta barel per hari.

"Rebound ekspor minyak mentah, penurunan impor, dan kekuatan berkelanjutan dalam aktivitas penyulingan telah mendorong penarikan persediaan minyak mentah," ucap Matt Smith, analis minyak utama di Kpler.

Stok bensin AS USOILG=ECI naik 500.000 barel dalam seminggu menjadi 221,4 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis Reuters untuk kenaikan 100.000 barel.

Stok sulingan USOILD=ECI, yang meliputi solar dan minyak pemanas, naik 400.000 barel dalam seminggu menjadi 114,3 juta barel, dibandingkan ekspektasi kenaikan 700.000 barel, menurut data EIA.

Pengilangan minyak mentah berjalan USOICR=ECI turun 116.000 barel per hari pada minggu lalu, menurut EIA. Tingkat pemanfaatan kilang USOIRU=ECI turun 0,6 poin persentase menjadi 93,1%.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel Bikin Harga Komoditas Naik, RI Diuntungkan?