Status Pandemi Dicabut, 4 Sektor Saham Ini Siap Cuan?
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan pencabutan status pandemi Covid-19.
Pengumuman itu disampaikan Jokowi dalam pernyataan lewat YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (21/6/2023).
Dengan berubahnya status menjadi endemi maka aktivitas ekonomi akan dapat bergerak lebih leluasa. Dengan demikian, menjadi stimulus positif untuk beberapa bisnis.
Beberapa sektor pun menjadi menarik di mata para investor. Ada empat sektor yang diperkirakan rebound, yakni transportasi, pariwisata, perhotelan dan ritel.
Masyarakat kini dapat berpergian dengan lebih nyaman dan aman karena status pandemi Covid-19 dinyatakan dicabut. Hal ini dapat menopang minat masyarakat untuk berpergian dalam berlibur atau melakukan ekspansi bisnis ke berbagai wilayah.
Hal ini dapat mendorong sektor transportasi yang mendukung mobilitas masyarakat serta sektor pariwisata yang mendukung destinasi liburan masyarakat untuk menikmati liburan.
Apalagi pada pekan depan masyarakat Indonesia akan mendapatkan libur panjang Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 29 Juni 2023. Hal ini seiring dengan keputusan pemerintah terkait cuti bersama pada 28 dan 30 Juni 2023.
Hal ini tentu akan dimanfaatkan oleh banyak masyarakat untuk pergi berlibur sehingga sektor transportasi dan pariwisata akan diuntungkan.Sejalan dengan hal tersebut, hotel akan kelimpahan cuan.penginapan.
Selain itu, berakhirnya status pandemi di Indonesia juga didukung oleh berkurangnya tingkat pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Februari 2023 jumlah pengangguran sebanyak 7,99 juta orang, merosot 410 ribu orang dari Februari 2022 sejumlah 8,40 juta orang. Hal ini menjadi kabar baik bagi sektor ritel.
Kemudian didukung pula dengan kenaikan upah minimum regional (UMR) di beberapa wiayah di Indonesia.
Berikut emiten di sektor transportasi, pariwisata, properti dan ritel.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)