IHSG Bisa Ditutup Hijau, Ini Syaratnya

Tri Putra, CNBC Indonesia
21 June 2023 13:33
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sangat tipis 0,03% menjadi 6.662,36 pada penutupan sesi I perdagangan Rabu (21/6/23).

Sebanyak 258 saham yang melemah, 251 saham menguat dan 209 saham tidak bergerak.

Perdagangan terbilang relatif sepi, sekitar 7,2 miliar saham terlibat yang berpindah tangan sebanyak 636 ribu kali. Selain itu, nilai perdagangan tercatat baru mencapai Rp3,4 triliun.

Berdasarkan catatan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv sebagian besar sektor menguat. Sektor Utilitas menjadi yang paling menguntungkan, naik 1,22%.

Saham milik PT Bayan Resources Tbk terpantau menjadi penopang utama IHSG yang bergerak tertatih-tatih sebesar 3,36 indeks poin disusul PT Indofood Sukses Makmur dan PT Astra International Tbk masing-masing di 2,49 dan 2,32 indeks poin.

Pada hari ini, bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) memutuskan untuk memangkas suku bunga pinjaman acuannya.

Suku bunga pinjaman tenor 1 tahun dipangkas menjadi 3,55%, dari sebelumnya 3,65%. Sedangkan suku bunga pinjaman tenor 5 tahun juga dipangkas menjadi 4,2%, dari sebelumnya sebesar 4,3%.

Hal ini tentunya sudah sesuai dengan prediksi pasar di mana bank sentral Negeri Panda bakal memangkas kembali suku bunga acuan.

Sebelumnya pada pekan lalu, PBoC juga telah memangkas suku bunga seven days reverse repo sebesar 10 basis poin menjadi 1,9%.

Penurunan suku bunga tersebut membuat PBoC menambah likuiditas sebesar dua miliar yuan (US$ 279,97 juta) ke perekonomian.

Langkah mengejutkan tersebut sekaligus membuktikan perekonomian China sedang tidak baik-baik saja. Bahkan, ke depannya suku bunga acuan jangka menengah diperkirakan akan kembali dipangkas.

Banyak yang melihat China tidak bisa lagi mencapai pertumbuhan ekonomi dobel digit, bahkan rata-rata jangka panjang diperkirakan hanya 4%.

Direktur Pelaksana Dana Moneter International (IMF), Kristalina Georgieva pada akhir Maret lalu bahkan mendesak agar China segera melakukan penyeimbangan ekonomi, dari pertumbuhan yang ditopang oleh investasi ke konsumsi domestik.

Dalam pidatonya di China Development Forum Minggu (26/3/2023) di Beijing, Georgieva menyebut pertumbuhan yang ditopang konsumsi akan lebih tahan lama, tidak terlalu bergantung dengan utang, dan membantu mengatasi perubahan iklim.

Bukti masalah yang ditimbulkan dari pertumbuhan yang ditopang investasi kini sudah terlihat di China, utang pemerintah daerah (Pemda) dikabarkan menembus US$ 15,3 triliun atau hampir Rp 230.000 triliun (kurs Rp 15.000/US$). Bahkan, menurut estimasi Goldman Sachs nilainya mencapai US$ 23 triliun.

Kemudian sektor manufaktur China mengalami kontraksi yang cukup dalam. Artinya pabrik-pabrik mengalami penurunan aktivitas, misalnya produksi menurun. Dampaknya ke tenaga kerja, bukannya merekrut malah bisa jadi terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.

Dengan adanya berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi sentimen pasar, terutama di China, pelaku pasar di IHSG cenderung wait and see hingga perdagangan hari ini.

Analisis Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada sesi I, IHSG dua kali berusaha menembus resistance terdekat berupa Fibonacci 50% (6.668) dan MA 20 (6.670), tetapi belum berhasil. IHSG perlu menjebol resistance tersebut untuk bisa ditutup di zona merah secara meyakinkan.

Pergerakan IHSG hari ini, Rabu (21/6/2023)Foto: Tri Putra
Pergerakan IHSG hari ini, Rabu (21/6/2023)

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik 1 jam, posisi RSI naik ke 46,32.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD berada di bawa garis sinyal, dengan kecenderungan menyempit.

Pada sesi II, IHSG akan kembali menguji resistance terdekat 6.668 (Fibonacci 50%) dan MA 20 (6.670) sebelum menentukan arah selanjutnya. Apabila gagal, level support terdekat berada di Fibonacci 38,2% (6.643).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Tahan Suku Bunga, Apa Kabar IHSG Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular