Aset Asuransi Susut 2,82%, Ini Penyebabnya

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
21 June 2023 14:10
Ilustrasi Asuransi (Photo by Kindel Media from Pexels)
Foto: Ilustrasi Asuransi (Photo by Kindel Media from Pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengemukakan bahwa total aset asuransi jiwa konvensional turun 2,82% menjadi Rp 586,25 triliun di April 2023. Instrumen reksadana menjadi pemberat utama dalam penurunan ini.

Hal ini ditengarai adanya penurunan jumlah investasi sebesar 3,22%, dari semula Rp532,3 triliun menjadi Rp 515,2 triliun secara tahunan.

Secara rinci, terdapat beberapa instrumen investasi yang memberatkan capaian aset asuransi jiwa Indonesia di bulan April 2023 ini.

Mengutip data statistik OJK pada Rabu, (21/6/2023), salah satu instrumen investasi yang mengalami penurunan adalah Medium Term Note (MTN). Penggunaan MTN di investasi asuransi menyusut 11,54% menjadi Rp 6,59 triliiun dari sebelumnya Rp 7,45 triliun.

Selain itu, investasi pada surat berharga yang diterbitkan oleh negara selain RI juga mengalami penyusutan dari Rp 629,0 miliar menjadi Rp 480,5 miliar. Penurunannya mencapai 23,6%.

Demikian dengan instrumen reksadana. Pelaku industri asuransi di Indonesia nampaknya mengurangi porsi investasi di reksadana hingga 39,2% di bulan April 2023. Investasi reksadana turun dari semula Rp154,5 triliun menjadi Rp93,9 triliun.

Pun sama halnya dengan efek beragun aset. OJK mencatat, pengurangan instrumen investasi ini mencapai 30,2%, dengan penurunan dari Rp 293,1
miliar jadi Rp204,3 miliar.

Selanjutnya, dana investasi real estate juga mengalami kontraksi sebesar 14,5%. Awalnya, pelaku asuransi memiliki porsi Rp14,4 miliar di investasi real-estate, sekarang tertinggal sebesar Rp 12,3 miliar.

Terakhir, instrumen pinjaman yang dijamin dengan hak ikut menurun 7,56% dengan penurunan dari Rp 119,8 miliar menjadi Rp 110 miliar secara
tahunan.

Di samping itu, beberapa instrumen investasi terlihat mengalami kenaikan. Misalnya, instrumen saham naik 5,44% dari Rp145,2 triliun menjadi Rp153,1 triliun.

Menyusul, obligasi korporasi ikut naik 13,28%. Posisinya menanjak dari Rp30,45 triliun menjadi Rp34,5 triliun.

Tak mau kalah, para pelaku asuransi menambah porsi deposito berjangka menjadi Rp34,87 triliun atau naik 6,15%. Padahal, pada tahun lalu hanya mencetak Rp32,85 triliun.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pembayaran Klaim Bumiputera Minim, Begini Respons Bos OJK

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular