Market Commentary

IHSG Gak Bergairah Lagi, 5 Saham Ini Jadi Biang Keladinya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
20 June 2023 11:35
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Selasa (20/6/2023), di tengah potensi melambatnya ekonomi China.

Per pukul 11:20 WIB, IHSG melemah 0,4% ke posisi 6.659,185. IHSG masih diperdagangkan di level psikologis 6.600 pada perdagangan sesi I hari ini.

Secara sektoral, sektor konsumer non-primer menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni sebesar 1,58%. Kemudian disusul sektor bahan baku sebesar 1,05% dan sektor industri sebesar 1,01%.

Beberapa saham menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank MandiriBMRI-4,735.075-0,98%
Astra InternationalASII-4,646.800-1,09%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI-3,045.500-0,45%
Merdeka Copper GoldMDKA-2,582.940-2,97%
Indofood Sukses MakmurINDF-1,117.300-1,35%

Sumber: Refinitiv

Saham perbankan berkapitalisasi pasar terbesar keempat di bursa yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 4,7 indeks poin.

IHSG kembali terkoreksi di tengah potensi melambatnya perekonomian China. Pada hari ini saja, bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) memutuskan untuk memangkas suku bunga pinjaman acuannya.

Suku bunga pinjaman tenor 1 tahun dipangkas menjadi 3,55%, dari sebelumnya 3,65%. Sedangkan suku bunga pinjaman tenor 5 tahun juga dipangkas menjadi 4,2%, dari sebelumnya sebesar 4,3%.

Hal ini tentunya sudah sesuai dengan prediksi pasar di mana bank sentral Negeri Panda bakal memangkas kembali suku bunga acuan.

Sebelumnya pada pekan lalu, PBoC juga telah memangkas suku bunga seven day reverse repo sebesar 10 basis poin menjadi 1,9%.

Penurunan suku bunga tersebut membuat PBoC menambah likuiditas sebesar dua miliar yuan (US$ 279,97 juta) ke perekonomian.

Langkah mengejutkan tersebut sekaligus membuktikan perekonomian China sedang tidak baik-baik saja. Bahkan, ke depannya suku bunga acuan jangka menengah diperkirakan akan kembali dipangkas.

Banyak yang melihat China tidak bisa lagi mencapai pertumbuhan ekonomi dobel digit, bahkan rata-rata jangka panjang diperkirakan hanya 4%.

Direktur Pelaksana Dana Moneter International (IMF), Kristalina Georgieva pada akhir Maret lalu bahkan mendesak agar China segera melakukan penyeimbangan ekonomi, dari pertumbuhan yang ditopang oleh investasi ke konsumsi domestik.

Dalam pidatonya di China Development Forum Minggu (26/3/2023) di Beijing, Georgieva menyebut pertumbuhan yang ditopang konsumsi akan lebih tahan lama, tidak terlalu bergantung dengan utang, dan membantu mengatasi perubahan iklim.

Bukti masalah yang ditimbulkan dari pertumbuhan yang ditopang investasi kini sudah terlihat di China, utang pemerintah daerah (Pemda) dikabarkan menembus US$ 15,3 triliun atau hampir Rp 230.000 triliun (kurs Rp 15.000/US$). Bahkan, menurut estimasi Goldman Sachs nilainya mencapai US$ 23 triliun.

Kemudian sektor manufaktur China mengalami kontraksi yang cukup dalam. Artinya pabrik-pabrik mengalami penurunan aktivitas, misalnya produksi menurun. Dampaknya ke tenaga kerja, bukannya merekrut malah bisa jadi terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.

Dengan adanya berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi sentimen pasar, terutama di China, pelaku pasar di IHSG cenderung wait and see hingga perdagangan hari ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Loyo, GOTO dan 3 Raksasa Batu Bara Jadi Beban

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular