Maaf! Usai Ngegas 5 Hari Beruntun, Harga CPO Melemah Tipis

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
20 June 2023 09:50
Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). Badan Pusat Statistik BPS  mengumumkan neraca Perdagangan (Ekspor-impor) Pada bulan Februari, nilai ekspor mencapai US$ 12,53 miliar, atau turun 11,33% dari tahun sebelumnya (YoY). Nilai ekspor minyak sawit sepanjang Januari-Februari 2019 hanya mencapai US$ 2,94 miliar, yang artinya turun 15,06% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau melemah tipis di sesi awal perdagangan Selasa (20/6/2023) memutus penguatan lima hari beruntun sejak perdagangan pekan lalu.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau melemah tipis 0,05% ke posisi MYR 3.755 per ton pada pukul 08:20 WIB. Dengan ini, harganya sudah kembali ke level 3.700 setelah pergerakannya cukup fluktuatif dan sempat nyaris menyentuh posisi terendah dalam 2 tahun

Pada perdagangan awal pekan, Senin (19/6/2023) harga CPO ditutup menguat 0,37% ke posisi MYR 3.757 per ton. Ini merupakan posisi tertinggi sejak perdagangan 9 Mei 2023. Dengan ini, dalam sebulan harga CPO sudah melesat 17,37%, dan secara tahunan koreksi akhirnya terpangkas menjadi 9,99%.

Turunnya harga CPO terjadi di tengah kekhawatiran atas cuaca kering yang berdampak pada produksi global kelapa sawit dan kedelai. Itulah sebabnya, penurunan tak terlalu dalam karena sentimen ini masih cukup kuat menopang harganya.

Pasar tampaknya stabil dengan ekspektasi beberapa penurunan imbal hasil di Malaysia karena cuaca panas dan kering. Hal ini diungkapkan oleh Mitesh Saiya, manajer perdagangan di perusahaan perdagangan Kantilal Laxmichand & Co yang berbasis di Mumbai.

Tetapi Indonesia telah memberikan tekanan pada pasar dengan menjual minyak sawit olein lebih murah karena produksi telah meningkat, dan sekarang mencari lebih banyak pangsa pasar, tambahnya.

Tanda-tanda kekeringan yang memburuk di Midwest AS juga meningkatkan kekhawatiran atas tanaman kedelai, mendorong masa depan kedelai Chicago mencapai level tertinggi dalam hampir enam minggu pada hari Jumat.

Pasar soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 ditutup pada hari Senin untuk hari libur umum. Sementara, kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik 2%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 2,5%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Riset Pertanian Refinitiv mengatakan dalam catatan bahwa kontrak mungkin memperpanjang reli menuju level resistensi MYR 3.830-3.850 per metrik ton minggu ini, dengan support di 3.680-MYR 3.700 per metrik ton.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum) Next Article Pasar Dilanda Aksi Beli Gila-gilaan, Harga CPO Nge-gas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular