Market Commentary

Saham Properti Cenderung Cerah, Ada Apa?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
19 June 2023 10:06
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten properti terpantau menguat pada perdagangan sesi I Senin (19/6/2023), di tengah harapan bahwa suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) terus bertahan hingga mengarah diturunkan seiring inflasi dalam negeri yang melandai.

Per pukul 09:27 WIB, terpantau dari 12 saham properti, delapan saham menguat, dua saham cenderung stagnan, dan dua saham terkoreksi.

Berikut pergerakan saham properti pada perdagangan sesi I hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Lippo KarawaciLPKR952,15%
Bumi Serpong DamaiBSDE1.1401,33%
Modernland RealtyMDLN851,19%
Agung Podomoro LandAPLN1450,59%
Puradelta LestariDMAS1710,56%
Lippo CikarangLPCK9000,54%
Alam Sutera RealtyASRI1870,42%
Surya Semesta InternusaSSIA4740,42%
Intiland DevelopmentDILD2400,00%
Sumarecon AgungSMRA6850,00%
Pakuwon JatiPWON488-0,41%
Ciputra DevelopmentCTRA1.120-0,44%

Sumber: RTI

Saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) memimpin penguatan saham properti pada sesi I hari ini, yakni melesat 2,15% ke posisi harga Rp 95/saham.

Namun, untuk saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) terpantau terkoreksi masing-masing 0,41% dan 0,44%.

Cerahnya kembali sebagian besar saham properti terjadi di tengah harapan bahwa suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) terus bertahan hingga mengarah diturunkan seiring melandainya inflasi dalam negeri.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Juni lalu melaporkan inflasi RI pada Mei 2023 mencapai 4% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari periode April 2023 yang mencapai 4,33% (yoy).

Sedangkan, secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi RI tercatat 0,09% pada Mei lalu, juga lebih rendah dibandingkan April 2023 yang sebesar 0,33%.

Inflasi yang melandai dapat membuat BI kembali mempertahankan suku bunga acuannya pada Kamis pekan ini. Bahkan jika inflasi terus melandai dan kondisi inflasi global semakin membaik, bukan tidak mungkin BI memangkas suku bunga acuannya.

Sejauh ini, pelaku pasar memproyeksikan BI masih akan kembali menahan suku bunga di level 5,75%.

Hingga rapat terakhir pada bulan lalu, itu berarti suku bunga sebesar 5,75% kemudian ditahan selama empat bulan terakhir.

Beberapa pengamat pun memperkirakan tingkat suku bunga perbankan dapat stabil yang bisa berdampak pada peningkatan investasi di pasar properti.

Stabilnya tingkat suku bunga membuat bunga pinjaman pembiayaan pengembangan properti dan pembelian properti mengarah turun.

Meskipun tingkat suku bunga telah menguat 225 bps terhitung sejak Agustus 2022 hingga kini, bunga kredit pemilikan rumah (KPR) cenderung stabil. Hal ini membuat kenaikan tingkat suku bunga tersebut bisa dikendalikan dengan baik.

Di lain sisi, dengan semakin dovish-nya BI, maka tentunya sektor properti akan diuntungkan karena suku bunga yang turun dapat menyebabkan tingkat bunga kredit juga cenderung menurun dan pada akhirnya membuat kredit perumahan akan kembali diburu oleh masyarakat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi RI Ngegas, Saham Properti Kompak Ngacir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular