Usai Melonjak Kemarin, Harga Minyak Istirahat Dulu
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak turun tipis pada pembukaan perdagangan Jumat (16/6/2023) setelah lonjakan 3% pada perdagangan sebelumnya.
Harga minyak mentah WTI melemah hingga 0,10% ke posisi US$70,55 per barel sementara harga minyak mentah brent juga dibuka melemah hingga 0,04% ke posisi US$75,64 per barel.
Pada perdagangan Kamis (15/6/2023), minyak WTI ditutup menguat 3,44% ke posisi US$70,62 per barel sementara minyak brent juga menguat 3,37% ke posisi US$75,67 per barel.
Harga minyak melemah pada awal perdagangan pada hari Jumat setelah minyak berjangka naik tajam pada perdagangan kemarin di tengah optimisme seputar permintaan energi yang lebih tinggi dari importir minyak mentah utama China.
Data pada hari Kamis menunjukkan throughput kilang minyak China naik 15,4% pada Mei dari tahun sebelumnya, mencapai rekor total tertinggi kedua.
Permintaan minyak China diperkirakan akan terus meningkat pada tingkat yang pasti selama pertengahan tahun ini, ucap kepala eksekutif Kuwait Petroleum Corp.
Namun, prospek ekonomi yang lemah membayangi sentimen pasar, karena output industri China dan pertumbuhan penjualan ritel di bulan Mei meleset dari perkiraan.
Kekhawatiran seputar suku bunga juga membebani, investor khawatir bahwa suku bunga yang lebih tinggi akan memperlambat ekonomi AS dan Eropa serta mengurangi permintaan minyak.
Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga ke level tertinggi 22 tahun seperti yang diharapkan pada hari Kamis. Ini mengisyaratkan pengetatan kebijakan lebih lanjut, karena memerangi inflasi yang tinggi.
Di Amerika Serikat, data menunjukkan penjualan ritel secara tak terduga naik di bulan Mei, bersama dengan klaim pengangguran yang lebih tinggi dari perkiraan minggu lalu. Berita pada hari Kamis memangkas dolar, dimana USD ke level terendah lima minggu versus sekeranjang mata uang lainnya.
Dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, yang dapat meningkatkan permintaan.
Pada awal perdagangan pada hari Jumat, indeks dolar sedikit lebih tinggi.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)