Dibebani GOTO, IHSG Berakhir Merosot 0,29%

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
14 June 2023 16:23
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi II perdagangan Rabu (14/6/23) melorot 0,29% berakhir di level 6.699,71.

Transaksi hari ini melibatkan sekitar 21 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,34 juta kali. Selain itu, nilai perdagangan tercatat mencapai Rp. 9,3 triliun lebih.

Hingga sore ini terdapat 279 saham yang melemah, 253 saham menguat sementara 206 lainnya stagnan. Penurunan IHSG hari ini sekaligus melanjutkan pelemahan perdagangan kemarin ketika masih berada di zona psikologis 6.700 tepatnya 6.718,87. Meski demikian, dalam lima hari perdagangan, IHSG masih terapresiasi 1,21%. Namun, secara year to date (ytd) indeks membukukan koreksi sebesar 2,20%.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv, sebagian besar sektor melemah dengan sektor Kesehatan menjadi yang paling merugikan indeks turun 1,4%. Adapun lima saham dengan kapitalisasi raksasa yang menjadi laggard IHSG berdasarkan bobot indeks ponnya adalah sebagai berikut:

1. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (-9,6)

2. PT Bayan Resources Tbk (-7,7)

3. PT Bank Central Asia Tbk (-5,3)

4. PT Bank Mandiri Tbk (-4,7)

5. PT Telkom Indonesia Tbk (-3,6)

IHSG terkoreksi meski sentimen pasar global cenderung positif, terutama dari Amerika Serikat (AS). Dari AS, sentimen positif datang dari inflasinya yang kembali melandai.

Inflasi AS tercatat 4,0 % (year-on-year/yoy) pada Mei 2023, dari 4,9% (yoy) pada April. Inflasi tersebut adalah yang terendah sejak Maret 2021 atau lebih dari dua tahun terakhir.

Inflasi Mei juga lebih rendah dari ekspektasi pasar (4,1%).

Secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi AS juga melemah ke 0,1% pada Mei tahun ini, dari 0,4% pada April.

Sementara itu, inflasi inti, di luar kelompok volatil, tercatat 5,3% (yoy) yang merupakan rekor terendah sejak November 2021.

Inflasi yang turun tajam ini tak pelak langsung meningkatkan ekspektasi pasar mengenai segera melunaknya bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

The Fed tengah menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada hari ini dan akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada hari ini atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

The Fed sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 500 bp dalam 10 pertemuan beruntun sejak Maret tahun lalu menjadi 5-5,25%.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat probabilitas sebesar 91,9% The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya di 5% - 5,25%.

Artinya, pasar sudah hampir yakin sepenuhnya mengenai melunaknya The Fed. Probabilitas ini naik tajam dibandingkan pada sehari sebelumnya yang hanya 76%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular