Gugatan Binance Bikin Kripto Terus Merah Membara

mza, CNBC Indonesia
14 June 2023 11:56
Area pabrik kertas di Quebec, Kanada 'disulap' menjadi pusat penambangan mata uang kripto (cryptocurrency) di tengah tren Bitcoin. (dok. REUTERS/Christinne Muschi)
Foto: REUTERS/Christinne Muschi

Jakarta,CNBC Indonesia - Hampir seluruh koin kripto berada di zona merah baik secara harian, maupun mingguan. Koreksi kripto hari ini tidak selaras dengan potensi pengumuman suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang berpotensi menahan laju suku bunga.

CoinMarketCap mencatat pergerakan mata uang kripto pada Rabu(14/6/2023) pukul 10.10 WIB. Bitcoin hari ini melemah 0,57% ke harga US$ 25.987,38 per koin. Dalam sepekan terakhir, Bitcoin melemah sebesar3,58%.

Ethereum hari ini juga melemah 0,45% ke US$ 1.744,82 per koin, dalam sepekan terakhir juga terkoreksi 7,08%.

Sementara itu, Binance yang sedang mengalami goncangan akibat digugat SEC (Securities Exchange Commission) malah menguat 6,03% ke harga US$ 249,05 per koin. Dalam sepekan, BNB berada di zona merah, turun 10,78%.

Kripto yang notabene sebagai aset lindung mata uang fiat malah mengalami koreksi di tengah potensi The Fed dovish atau menahan peningkatan suku bunga. Laju suku bunga yang ditahan berpotensi mendorong nilai mata uang fiat terdepresiasi.

Era Pandemi, kebijakan pelonggaran mata uang (Quantitative Easing/QE) berhasil mendorong Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa, menyentuh US$ 64.400 per koin. Kebijakan QE mendorong koin bullish disebabkan tingginya likuiditas, sehingga mata uang fiat dianggap sebagai dana murah. Hal tersebut mendorong pelaku pasar berinvestasi di aset dengan risiko tinggi, seperti mata uang kripto.

Namun, Pergerakan anomali ini disinyalir sebagai dampak dari gugatan hukum Binance dan Coinbase yang terjadi belakangan. Komisi Sekuritas dan Bursa AS (Securities and Exchange Commission/SEC) menggugat Binance terkait penempatan dana investor pada aset dengan risiko yang signifikan.

Tuntutan SEC terhadap Binance diantaranya melakukan pengelolaan dana penggunanya di entitas afiliasi pendiri, mengoperasikan platform di Amerika Serikat tanpa izin resmi, menawarkan aset yang tidak terdatar, dan sebagainya.

Permasalahan Coinbase tidak jauh dengan yang dilakukan Binance, yaitu menawarkan surat berharga tak terdaftar ke masyarakat. Melansir SeekAlpha, Coinbase mengoperasikan perdagangan bursa saham AS (New York Stock Exchange/NYSE) padahal belum memperoleh izin.

Permasalahan ini menyebabkan investor khawatir dananya dibekukan. Binance dan Coinbase sebagai platform kripto dengan volume perdagangan terbesar mendorong pelaku pasar menarik dananya atas kekhawatiran tersebut.

Binance, platform perdagangan kripto terbesar dunia, mengalami penarikan US$ 2 miliar lewat blockchain Ethereum dalam 4 hari. Penarikan bitcoin dari Binance juga melampaui deposito baru, dengan selisih US$ 838 juta.

Menurut data dompet kripto Binance, penarikan dana tersebut setara dengan 5 persen dari total aset platform.

Di sisi lain, Coinbase membukukan net outflow atau dana keluar bersih US$ 1 miliar lewat Ethereum dan penarikan BTC senilai U$ 25 juta.

Namun, di tengah permasalahan ini, kripto Binance sendiri malah berada di zona hijau. Anomali pergerakan Binance diperkirakan merupakan penguatan terbatas pasca mencapai titik terendahnya, US$ 231,03 hari Senin (12/6) lalu.


(mza/mza)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Binance Bisa Berakhir di Meja Hijau, Pasar Kripto Ambruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular