Nasabah Gelisah, Biaya KAP & Likuidasi Pakai Aset Wanaartha

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Selasa, 13/06/2023 09:21 WIB
Foto: Direksi wanaartha konpres di depan kantor yg disegel

Jakarta, CNBC Indonesia - Para nasabah PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (Wanaartha Life) mengkhawatirkan pembiayaan operasional likuidasi menggerus uang pemegang polis yang menjadi aset Wanaartha.

Diketahui, proses likuidasi Wanaartha Life sudah memasuki tahap audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Sejauh ini, tim KAP yang diterjunkan diketahui kurang lebih berjumlah 60 orang untuk audit neraca penutupan dan validasi dokumen.

Dalam prakternya, KAP yang ditunjuk dibiayai oleh uang dari aset Wanaartha. Pasalnya, sejauh ini belum ada informasi hadirnya suntikan dana dari pemegang saham pengendali (PSP).


Hal ini membuat sejumlah korban gagal bayar Wanaartha panik. Mereka tidak ingin haknya tergerus lantaran harus membiayai operasional selama proses likuidasi berlangsung.

"Buat pertanggung jawaban perbuatannya terhadap nasabah, harusnya pemegang saham pengendali menyuntik dana kepada tim likuidasi untuk Operasionalnya. Karena Semua biaya diduga pakai uang asetnya WAL," ungkap perwakilan nasabah yang menjadi tim observer di tim likuidasi Wanaartha.

CNBC Indonesia telah mencoba untuk mengonfirmasi hal tersebut ke tim likuidasi, namun hingga kini belum ada yang memberikan keterangan.

Para nasabah juga meminta tim likuidasi untuk memperjuangkan uang yang bisa digunakan untuk menambah aset. Diketahui, ada sekitar Rp2,4 triliun uang sitaan Kejaksaan Agung di kasus Jiwasraya yang menyangkut Wanaartha sebelumnya.

Sebelumnya, Tim Likuiditas PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanartha (Wanaartha Life/WAL) mengemukakan dana yang saat ini dimiliki pihak asuransi Wanaartha berkisar Rp260 miliar. Padahal menurut penelusuran, kerugian pemegang polis mencapai Rp 15 Triliun.

Jumlah dana likuid tersebut antara lain uang jaminan sebesar sekitar Rp 170 Miliar, Gedung Wanaartha di Mampang dan Serpong, beberapa kendaraan yang jika terjual diperkirakan nilainya sekitar Rp 70-90 miliar. Dengan begitu, dana yg bisa likuid paling besar sejumlah Rp260 miliar.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Banyak Orang RI Yang Belum Kenal & Pakai Asuransi, Solusinya?