Was-Was Kejadian Bank Sentral Australia Terulang, Rupiah Keok

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Senin, 12/06/2023 09:13 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah 0,34% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.885/US$ pada awal perdagangan Senin (12/6/2023). Depresiasi kemudian semakin membengkak hingga nyaris menyentuh Rp 14.900/US$.

Perhatian utama pekan ini tertuju pada pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed). Pelaku pasar melihat The Fed akan mempertahankan suku bunganya 5% - 5,25%, terlihat dari FedWatch milik CME Group. Perangkat tersebut menunjukkan pasar melihat probabilitas sebesar 78% suku bunga tersebut tidak akan berubah.

Meski demikian, ada yang melihat The Fed masih akan bersikap hawkish, dan suku bunga bisa kembali dinaikkan pada Juli.


"Mereka masih berfikir mereka perlu menaikkan suku bunga lebih banyak, dan saya menduga mereka akan terus mematahkan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter," kata Vassili Serebriakov, ahli strategi valas di UBS New York, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (9/6/2023).

Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) sebelumnya pada April menghentikan periode keniakkan suku bunganya. Kala itu RBA sudah menaikkan suku bunga sebanyak 10 kali dengan total 350 basis poin menjadi 3,6%.

Namun, sebulan berselang Gubernur RBA Philip Lowe kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, begitu juga Selasa (7/6/2023). Suku bunga di Australia kini mencapai 4,1%, tertinggi dalam 11 tahun terakhir.

Lowe bahkan menyatakan inflasi sedang menguji kesabaran bank sentral, dan bakal dilawan dengan kembali menaikkan suku bunga.

"Kami sudah bersiap untuk bersabar... tetapi kesabaran kami ada batasnya dan risiko (inflasi) mulai menguji batas kami," kata Lowe dalam pidatonya di Morgan Stanley Australia Summit pekan lalu.

Pasar memprediksi RBA akan kembali menaikkan suku bunga dua kali lagi. Sehingga risiko resesi semakin membesar.

Melihat langkah RBA tersebut, pasar juga was-was The Fed akan mengambil langkah yang sama jika inflasi sulit turun. Sehingga, pengumuman kebijakan moneter The Fed pekan ini menjadi perhatian utama, pergerakan rupiah pun belum akan besar.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Makin Perkasa, Tembus Rp16.190 per Dolar AS