Defisit Perdagangan AS Melonjak, Wall Street Dibuka Hijau

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
07 June 2023 20:45
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga indeks utama Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Rabu (7/6/2023) waktu New York setelah munculnya data defisit perdagangan AS terus meningkat pada bulan April, tetapi sedikit di bawah ekspektasi para ekonom.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik tipis 0,01% ke posisi 33.776,37, sementara S&P 500 naik 0,05%ke 4.285,93, dan Nasdaq Composite juga ikut naik dengan apresiasi 0,14% ke 13.295,26.

Hasil Treasury AS turun sedikit pada hari Rabu karena investor mempertimbangkan prospek ekonomi dan suku bunga Federal Reserve menjelang pertemuan kebijakan bank sentral berikutnya pada 13 dan 14 Juni.

Berbagai sinyal dari pidato pejabat bank sentral The Fed dan data ekonomi yang kuat telah menimbulkan pertanyaan di kalangan investor tentang apakah Fed akan menghentikan atau melanjutkan kampanye kenaikan suku bunga.

Inflasi yang masih "mendarah daging", suku bunga akan terus meninggi, dan sangat buruk untuk perekonomian yang bisa menciptakanwage-price spiral. Dengan pasar tenaga kerja yang kuat, disertai dengan kenaikan upah yang tinggi, daya beli masyarakat akan terjaga.

Kenaikan upah yang tinggi ini pada akhirnya membuat beban perusahaan meningkat, yang pada akhirnya dibebankan ke masyarakat dengan menaikkan harga produk. Mengingat daya beli masyarakat masih kuat, inflasi pun terancam terus meningkat.

Maka dari itu, banyak yang melihat bahwa The Fed perlu menaikkan suku bunga lagi. Sejauh ini, pelaku pasar masih optimistis bank sentral paling powerful di dunia tersebut tidak akan lagi menaikkan suku bunga pada pertengahan bulan nanti.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat probabilitas suku bunga bunga dinaikkan hanya 20%, sisanya yakin akan tetap sebesar 5% - 5,25%.

Sehingga jika The Fed kembali menaikkan suku bunga, pasar finansial terutama bursa Amerika Serikat ini tentunya bisa 'kacau balau' lagi.

Selain itu, defisit perdagangan AS meningkat tajam pada bulan April, meskipun kenaikannya tidak sebanyak yang diharapkan.

Ketidakseimbangan barang dan jasa mencapai US$74,6 miliar untuk bulan tersebut, US$1 miliar lebih rendah dari perkiraan Dow Jones tetapi meningkat US$14 miliar dari bulan Maret. Selain itu, ekspor anjlok sebesar US$9,2 miliar, sementara impor naik sebesar US$4,8 miliar.

Impor adalah negatif bersih untuk PDB, sehingga angka April bisa berarti pertumbuhan yang lebih rendah untuk kuartal kedua.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum) Next Article Investor Wait and See, Wall Street Berakhir 'Berdarah-darah'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular