Investor Wait and See, Wall Street Berakhir 'Berdarah-darah'

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
01 June 2023 05:53
In this photo provided by the New York Stock Exchange, trader Americo Brunetti works on the floor, Thursday, March 25, 2021. Stocks are wobbling in afternoon trading Thursday as a slide in technology companies is being offset by gains for banks as bond yields stabilize.(Courtney Crow/New York Stock Exchange via AP)
Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga Indeks utama Wall Street berakhir di zona merah pada perdagangan Rabu (31/6/2023). Investor tengah memasang mode wait and see terkait RUU yang akan menaikkan plafon utang dan memotong pengeluaran pemerintah dan kebijakan The Fed ke depan.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup turun 0,41% ke posisi 32.908,27 sementara S&P 500 jatuh 0,61% ke 4.197,83, dan Nasdaq Composite juga mengalami koreksi dengan perlemahan 0,63% le 12.935,29.

Berdarah-darahnya perdagangan dipicu oleh sentomen negatif yang tiada akhirnya bagi bursa sama Amerika Serikat (AS). Tentu saja ini datang dari mode wait and see terkait RUU plafon utang serta arah suku bunga ke depan yang turut membeban pasar.

"Kami terkesan dengan ketahanan pasar ini sejak level terendah Maret, menyerap serangan sentimen negatif dan berita utama yang tiada henti," kata Craig Johnson, kepala teknisi pasar di Piper Sandler dikutip dari CNBC International.

Investor mengamati dengan cermat RUU yang akan menaikkan plafon utang dan memotong pengeluaran pemerintah. Langkah itu melewati rintangan prosedural utama di DPR pada hari Rabu, membuka jalannya ke pemungutan suara terakhir nanti malam waktu New York.

Untuk diketahui, kongres sedang terburu-buru untuk menyetujui tindakan tersebut sejak Senin, tanggal paling awal AS berisiko gagal bayar.

"Sementara kesepakatan di Washington bisa menjadi katalisator untuk breakout, kondisi overbought di sektor teknologi dan ruang kapitalisasi besar ... bisa membuat rintangan tinggi bagi pasar untuk dibersihkan dalam jangka pendek, terutama tanpa partisipasi yang lebih luas," kata Adam Turnquist, kepala strategi teknis di LPL Financial.

Di luar pertempuran plafon utang, investor juga memasang mode wait and see terkait kebijakan The Fed, 13-14 Juni sebagai katalis pasar lain yang memungkinkan.

Apalagi, Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan bahwa dia cenderung melewatkan kenaikan suku bunga pada pertemuan mendatang. Namun, dia menambahkan bahwa laporan penggajian pada Jumat mungkin dapat berubah pikiran.

Untuk diketahui ada sejumlah data ekonomi akan dirilis Kamis, termasuk klaim pengangguran mingguan dan indeks manajer pembelian atau Purchasing Managers Index (PMI).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum) Next Article Was-Was Arah Suku Bunga, Wall Street Dibuka Naik 'Malu-Malu'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular