
Pelemahan Yen Jadi Berkah Buat Pokemon dan Hello Kitty

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen boneka Jepang mendapat berkah melimpah dari pelemahan yen Jepang.
Mata uang yen melemah 5,89% sepanjang tahun ini. Bila dlihat sejak awal 2021, yen bahkan sudah jeblok 25,9%. Pelemahan yen salah satunya disebabkan oleh kebijakan bank sentral Jepang (BoJ) yang mempertahankan kebijakan suku bunga ultra rendahnya di tengah ketatnya tingkat suku bunga global.
Pelemahan yen di satu sisi membuat harga barang impor semakin mahal. Namun, yen yang melemah juga akan menguntungkan ekspor karena produk Jepang semakin terjangkau oleh pasar asing.
Kondisi inilah yang menjelaskan mengapa penjualan e-commerce Jepang untuk pasar luar negeri melonjak drastis. Aplikasi Mercari Inc, Yahoo Japan Corp, dan Rakuten Group Inc kebanjiran pesanan setelah yen melemah.
Permintaan dari China dan Amerika Serikat (AS) akan produk-produk Jepang mengalir deras.
Dilansir dari South China Morning Post, konsumer China menghabiskan US$ 15 miliar atau sekitar Rp 223,13 triliun untuk membeli produk Jepang melalui aplikasi e-commerce pada 2021. Jumlah tersebut naik 9,7% dibandingkan 2020. Konsumen AS menghabiskan US$ 8,6 miliar atau sekitar Rp 127,93 triliun pada 2020.
Produsen action figure dan kartu koleksi merupakan produk-produk yang kebanjiran peminat setelah yen melemah. Penjualan Mercari naik 3,2 kali pada Februari sementara Rakuten Rakuma naik lima kali lipat.
Karakter Hello Kitty dari seri animasi Neon Genesis Evangelion, kartu koleksi Pokemon, serta barang-barang yang dipopulerkan grup K-Pop idol menjadi barang buruan konsumen.
Barang-barang branded dan mewah juga mendapatkan lonjakan permintaan seperti Seiko Watch Corp dan Citizen Watch Co.
Mercari mengatakan sangat tidak umum bagi kartu koleksi langka bisa laku hingga JPY 1 juta atau sekitar Rp 105 juta. Action figure lain dijual dengan harga lebih dari JPY 10.000.
Ekspor Jepang tumbuh 2,6% (year on year/yoy) menjadi JPY 8,29 triliun pada April. Artinya, ekspor tumbuh 26 bulan secara beruntun. Sebaliknya, impor turun 2,3% (yoy) menjadi JPY 8,72 miliar. Impor turun pertama kalinya dalam 27 bulan beruntun.
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setelah 17 Tahun, Suku Bunga Acuan Jepang Naik!