Kabar Buruk Dari China, Rupiah Melemah Lagi!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 June 2023 16:18
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (7/6/2023). Impor China yang kembali merosot memberikan sentimen negatif ke rupiah dan mengakhiri penguatan dua hari beruntun.

Melansir data Refinitiv, rupiah menutup perdagangan di Rp 14.875/US$, melemah 0,13% di pasar spot.

Data neraca perdagangan China bisa memberikan dampak ke pergerakan rupiah. Impor China dilaporkan anjlok 4,5% pada Mei. Dengan demikian, sudah tiga bulab beruntun impor negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini mengalami kontraksi.

Artinya, aktivitas perdagangan di China tetap memburuk, meskipun pembatasan Covid-19 telah dicabut. Ini menjadi pertanda permintaan impor dari Indonesia berisiko menurun.

Diketahui, pada April 2023, impor China mengalami kontraksi atau -7,9%. Penurunan ini memperpanjang penurunan yang sudah terjadi dari bulan-bulan sebelumnya sejak Oktober 2022.

Penurunan impor China memberikan sentimen negatif, sebab menunjukkan penurunan permintaan dari perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut. Permintaan batu bara dari Indonesia misalnya kemungkinan akan menurun, sehingga surplus neraca perdagangan Indonesia kemungkinan akan menipis.

Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia sudah mencatat surplus dalam 36 bulan beruntun, yang menjadi salah satu pendongkrak kinerja rupiah. Saat surplus, maka pasokan valas ke dalam negeri menjadi lebih besar. Apalagi, dengan kebijakan term deposit valas yang diterapkan Bank Indonesia (BI) bisa menahan valas para eksportir lebih dalam di dalam negeri.

Ini menjadi penting untuk menjaga stabilitas rupiah, sehingga ketika impor China merosot bisa memberikan sentimen negatif.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inflasi Amerika Diramal Meninggi, Rupiah Bisa Menguat Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular