Ngeri Kripto Binance Tempat Cuci Uang? Potensi The Next FTX

mza, CNBC Indonesia
Rabu, 07/06/2023 16:10 WIB
Foto: Binance (Photo by Executium on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Binance, salah satu mata uang kripto terbesar dunia, dan CEO-nya, Changpeng Zhao (CZ), dituntut badan pengawas keuangan AS (Securities Exchange Commission/SEC). Terdapat 13 tuduhan dari SEC yang intinya disebabkan keuntungan mereka mencapai miliaran dolar, sedangkan aset investor berada pada aset dengan risiko yang signifikan.

Dalam tuntutan pengadilan, SEC menuduh Binance mencampurkan miliaran dolar dana pelanggan dan diam-diam mengirimkannya ke perusahaan terpisah yang dikendalikan CEO dan pendirinya, CZ.

Melansir Guardian, Divisi Penegakan Hukum SEC mengatakan bahwa Zhao dan Binance secara sadar memilih jalan tersebut, "Keluhan menuduh bahwa antara Juni 2018 dan Juli 2021, Binance memperoleh pendapatan setidaknya $11,6 miliar (£9,3 miliar), sebagian besar dari biaya transaksi."


Apakah Binance berpotensi Bangkrut Seperti FTX?

Pengalihan dana pelanggan secara diam-diam persis seperti permasalahan kebangkrutan FTX. Sam Bankman-Fried, CEO FTX saat itu, dilaporkan diam-diam mentransfer dana investor senilai US$10 miliar ke perusahaan perdagangan Alameda Research.

sebagian besar dana itu kemudian menghilang. Seorang sumber menyebut kehilangan US$1 miliar. Sementara, sumber lainnya memperkirakan kehilangan antara US$1 miliar-US$2 miliar.

Permasalahan ini menyebabkan pelanggan melakukan penarikan dana besar-besaran dan FTX mengalami permasalahan likuiditas yang mengakibatkannya tergugat pailit.

Permasalahan ini berpotensi terjadi di Binance jika pengelolaan pada aset berisiko mengalami permasalahan. Ketika pelanggan yang memiliki dana besar melakukan penarikan dana, aset berisiko yang masih merugi harus dipaksa jual.

Sehingga, pelanggan dengan dana besar yang melihat potensi kerugian akan melakukan penarikan dana masif dan permasalahan likuiditas akan terjadi.

Tuduhan SEC terhadap Zhao dan Binance

SEC juga menuduh bahwa Zhao dan Binance secara diam-diam mengizinkan pelanggan AS bernilai tinggi untuk berdagang di Platform Binance, padahal mereka secara terbuka telah mengklaim bahwa pelanggan AS dilarang bertransaksi di platform tersebut sejak 2019.

Selain itu, total tuntutan SEC mencapai 13 kasus perdata yang diajukan pada CZ, Binance, dua entitas Binance lainnya, BAM Trading Services, BAM Management US Holdings. Tuduhan tersebut terangkum dalam beberapa poin berikut.

- Zhao dan Binance mengoperasikan platform Binance di AS, padahal Binance mengatakan telah keluar dari pasar AS sejak 2019.

- Zhao dan Binance dapat menggabungkan atau mengalihkan aset pelanggan ke entitas lain yang dikendalikan Zhao pada Sigma Chain, yang diklaim regulator sebagai transaksi manipulatif, dengan menaikkan volume perdagangan.

- Binance dan BAM Trading menawarkan aset yang tidak terdaftar resmi di bursa efek.

- Zhao mengarahkan pelanggan dengan dana besar untuk diam-diam bertransaksi di Binance. Hal ini didukung dengan pesan Binance, "Kami beroperasi sebagai bursa efek tanpa izin di AS, kawan." Di tempat lain dalam gugatan, CCO Binance dikutip mengatakan: "Kami tidak ingin [Binance].com pernah diatur."

Juru bicara Binance memberikan perlawanan dengan menyatakan, "Kami ingin memperjelas bahwa meskipun kami menangani tuduhan dalam keluhan SEC dengan serius, tuduhan tersebut tidak boleh menjadi subjek tindakan penegakan hukum SEC, apalagi dalam waktu yang dipercepat. Mereka tidak bisa dibenarkan."

Belakangan, SEC sangat agresif terhadap industri kripto, dengan gugatannya lebih dari 30 penegakan hukum sejak 2022. John Stark, mantan pejabat SEC, menyatakan tindakan Binance dirancang untuk menghindari pengawasan peraturan.

Sebelumnya, komisi perdagangan berjangka komoditas AS (Commodity Futures Trading Commission/CFTC) telah menggugat pada Maret 2023 bahwa Binance dan Zhao melakukan "penghindaran hukum AS yang disengaja". Tuduhan tersebut termasuk klaim Binance membantu perdagangan pelanggannya, meskipun tidak memiliki izin resmi.


(mza/mza)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Awasi Ketat Kripto, Fokus pada Aktivitas Domestik