Sudah 2 Tahun Digembok Bursa, Sritex Sekarang Bisa Apa?

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
31 May 2023 17:45
Pabrik Sritex (Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)
Foto: Pabrik Sritex (Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex nyaris didepak (delisting) dari Bursa Efek Indonesia (BEI) karena sahamnya sudah disuspensi selama lebih dari dua tahun. Belum lagi, perusahaan juga tengah diterpa gunung utang.

Berdasarkan resume public expose 26 Mei 2023 lalu yang dipublikasikan dalam keterbukaan informasi, Direktur Keuangan Sritex, Welly Salam menyampaikan sejumlah langkah yang ditempuh pihaknya untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan serta melepaskan sahamnya dari 'gembok' bursa. Ia menyampaikan pihaknya telah melakukan komunikasi yang intensif dengan pihak bursa.

Selain itu, Welly mengatakan kasus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sudah selesai. Maka, saat ini tinggal penyelesaian restrukturisasi anak usaha Sritex di Singapura dan New York.

Untuk itu SRIL mengatakan membutuhkan waktu untuk proses tersebut selambat-lambatnya selesai di akhir tahun 2024.

"Terkait dua hal ini kami membutuhkan waktu cukup panjang karena proses hukum tidak bisa diprediksi, kami meminta batas waktu hingga akhir 2024," katanya dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (31/5/2023).

Direksi Sritex juga menyatakan bahwa perusahaan telah mencadangkan cash flow yang cukup untuk pembayaran bunga pinjaman agar tepat waktu sesuai jadwal.

Adapun, prioritas perusahaan ini belum untuk meraup laba bersih, melainkan Sritex ingin mengupayakan cash flow dan serta EBITDA yang positif.

"Kami memang memfokuskan pendapatan tapi juga cashflow, ditujukan untuk pembayaran bunga. Sejak september sudah melakukan pembayaran di kreditur, dari sekian banyak ada beberapa yang belum menyelesaikan legal administrasi restrukturisasi, itu sudah kami siapkan," ujar Welly.

Diketahui, saham SRIL sudah disuspensi selama 24 bulan per 18 Mei 2023. Bursa pun telah memperingatkan potensi delisting. Saham SRIL pun masih tiarap di posisi 146 per saham.

Sritex mulai tenggelam mulai karam karena terbentur gunung utang. Dari catatan CNBC Indonesia, hingga September 2022, total liabilitas SRIL tercatat US$1,6 miliar atau setara dengan Rp24,66 triliun (kurs=Rp15.500/US$).

Total liabilitas tersebut didominasi oleh utang-utang yang memiliki bunga seperti utang bank dan obligasi.

Perusahaan ini sebenarnya telah berdiri lebih dari 50 tahun. Sritex didirikan oleh Haji Muhammad Lukminto (H.M Lukminto). Lukminto alias Le Djie Shin adalah peranakan Tionghoa yang lahir pada 1 Juni 1946. Lukminto memulai karir sebagai pedagang dengan berjualan tekstil di Solo sejak usia 20-an.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dulu Jaya, Kini Karam Ditelan Utang, Siapa Pemilik Sritex?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular