
Kemarin Lesu, Saham Perbankan Bergairah Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham perbankan Indonesia kelompok KBMI 3-4 terpantau menguat pada perdagangan sesi I Selasa (30/5/2023), setelah pada perdagangan kemarin terkoreksi dan turut membebani Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Dari 13 saham bank KBMI 3-4, tercatat sembilan saham menguat, satu saham cenderung stagnan, dan tiga saham melemah.
Berikut pergerakan saham bank KBMI 3-4 pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank CIMB Niaga | BNGA | 1.475 | 1,37% |
Bank Tabungan Negara | BBTN | 1.245 | 1,22% |
Bank OCBC NISP | NISP | 1.040 | 0,97% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 5.600 | 0,90% |
Bank Maybank Indonesia | BNII | 244 | 0,83% |
Bank Danamon Indonesia | BDMN | 2.780 | 0,72% |
Bank Mandiri | BMRI | 5.175 | 0,49% |
Bank Pan Indonesia | PNBN | 1.105 | 0,45% |
Bank Central Asia | BBCA | 9.175 | 0,27% |
Bank Permata | BNLI | 945 | 0,00% |
Bank Mega | MEGA | 4.920 | -0,20% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | 9.025 | -0,28% |
Bank Syariah Indonesia | BRIS | 1.755 | -0,57% |
Sumber: RTI
Per pukul 10:34 WIB, saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) menjadi saham bank yang penguatannya paling besar pada sesi I hari ini, yakni mencapai 1,37% ke posisi Rp 1.475/unit.
Selain itu, tiga saham bank raksasa juga terpantau cerah, yakni saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melesat 0,9%, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menguat 0,49%, dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,27%.
Namun, untuk saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melemah 0,28%. Sedangkan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga terkoreksi 0,57%.
Pada perdagangan Senin kemarin, sektor perbankan sempat membebani IHSG. Namun pada hari ini, sektor perbankan menjadi salah satu penopang IHSG.
Selain itu, kinerja keuangan beberapa saham bank besar yang positif pada kuartal I-2023 sejatinya masih menjadi penopang saham perbankan pada hari ini.
Kemarin, bursa saham Amerika Serikat (AS) libur dalam rangka Hari Memorial, sehingga sentimen pasar global akan berfokus di Asia-Pasifik dan Eropa. Namun, sentimen dari kemajuan pembahasan plafon utang AS juga masih dicermati oleh pasar di dalam negeri.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa Presiden AS, Joe Biden telah mencapai kesepakatan dengan Ketua DPR AS, Kevin McCarthy untuk menangguhkan plafon utang AS hingga 1 Januari 2025.
Kesepakatan ini dianggap sebagai kabar baik oleh Biden, yang menyatakan bahwa hal ini akan menghilangkan ancaman gagal bayar yang dapat berdampak negatif terhadap pemulihan ekonomi AS yang sedang berlangsung.
Meski begitu, kesepakatan tersebut masih harus melalui Kongres untuk pemungutan suara sebelum 5 Juni, ketika Departemen Keuangan AS diperkirakan akan kekurangan dana untuk menutupi kewajibannya.
Selain itu, para investor juga akan memperhatikan kebijakan suku bunga yang akan diambil oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Meskipun data ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda melemah, sebagian besar investor masih yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) pada pertemuan 14 Juni mendatang.
Hal ini sejalan dengan pandangan hawkish sebagian besar investor sebelum pengumuman FOMC terakhir.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BMRI ATH Lagi di Rp 6.600, Saham Bank Jumbo Lain Ngikut?
