Makin Dekat Rp15.000/US$, China Beri Masalah ke Rupiah

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
30 May 2023 08:10
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama sebulan terakhir rupiah tidak pernah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) akibat masalah debt ceiling atau pagu utang yang membuat pelaku pasar khawatir pemerintah AS mengalami default dan ekonomi makin dekat resesi.

Hal tersebut tentunya membebani rupiah untuk menguat, melansir dari data Refinitiv tercatat kemarin Senin (29/5/2023) rupiah ditutup kembali melemah 0,1% secara harian menjadi Rp 14.965/US$ di pasar spot.

Kabar baiknya, Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy sepakat untuk menaikkan pagu utang pemerintah. Akan tetapi, keputusan ini masih belum diputuskan secara final.

Pelaku pasar masih menanti persetujuan dari Kongres, sehingga pagu utang Amerika Serikat resmi naik. 

Tak hanya itu, beban rupiah kini dipengaruhi sentimen dari China terkait aktivitas manufaktur nya yang akan dirilis besok Rabu (31/5/2023) yang diprediksi masih akan ter-kontraksi, nampak dari Purchasing Managers Indeks (PMI) manufaktur yang masih akan bertahan di bawah 50.

Dampak kondisi manufaktur China yang melemah bisa cukup besar ke Indonesia mengingat negara asal panda tersebut merupakan pasar ekspor terbesar. Ketika ekonominya melambat maka permintaan komoditas RI potensi bisa turun.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal menggunakan time line hourly, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini masih berada di atas rata-rata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) atau di posisi Rp14.965/US$. Menggunakan level psikologis resistance terdekat yang potensi diuji di posisi sekitar Rp15.000/US$.

Sementara itu indikator Relative Strength Index (RSI) pada grafik per jam sudah mulai berada di wilayah jenuh beli atau overbought di posisi 63,10. Sebagai informasi, RSI merupakan leading indicator yang mengawali pergerakan harga, apabila mendekat wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Pergerakan rupiah terhadap dolar ASFoto: Refinitiv
Pergerakan rupiah terhadap dolar AS

Maka dari itu, rupiah yang masih berada di bawah resistance Rp15.000/US$ dan sudah di wilayah overbought membuka peluang rupiah bisa menguat. Posisi MA20 di kisaran US$ 14.950/US$ menjadi support terdekat yang potensi diuji pada pekan ini.


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terpuruk! Rupiah Makin Dekat Rp 15.000/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular