Terpuruk! Rupiah Makin Dekat Rp 15.000/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 May 2023 13:45
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah semakin terpuruk melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (19/5/2023). Mata Uang Garuda kini mendekati lagi Rp 15.000/US$.

Melansir data Refinitiv, rupiah siang ini jeblok hingga 0,7% ke Rp 14.964/US$, yang merupakan level terlemah sejak 3 April lalu. Rupiah sepanjang tahun ini sebenarnya mencatat kinerja impresif melawan dolar, tetapi ekspektasi suku bunga bank sentral AS (The Fed) dan harapan tercapainya kenaikan pagu utang membuatnya tertekan belakangan ini.

Rupiah sudah tidak pernah menguat dalam 5 hari perdagangan, dan masih berlanjut hari ini.

Pasar sebelumnya optimistis The Fed tidak akan lagi menaikkan suku bunga, tetapi data tenaga kerja yang masih kuat memunculkan keraguan tersebut.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 36,7% suku bunga akan dinaikkan 25 basis poin menjadi 5,25% - 5,5% pada bulan depan.

Beberapa pejabat elit The Fed juga masih bersikap hawkish pekan ini. Presiden The Fed wilayah Richmond Thomas Barkin misalnya menyatakan ia masih "nyaman" jika suku bunga kembali dinaikkan untuk menurunkan inflasi. Hal tersebut diungkapkan setelah rilis data penjualan ritel yang masih kuat, menjadi indikasi inflasi akan sulit untuk turun.

Suku bunga yang kemungkinan kembali dinaikkan tentunya membuat dolar AS perkasa, apalagi harapan dinaikkannya pagu utang sehingga Amerika Serikat tidak mengalami gagal bayar (default) juga cukup besar.

Ketua DPR Kevin McCarthy optimistis kesepakatan kenaikan pagu utang akan dicapai sebelum Amerika kehabisan uang.

"Saya melihat jalan di mana kami bisa mencapai kesepakatan. Dan saya pikir kami memiliki struktur sekarang, semua orang bekerja keras, dan maksud saya, kami bekerja dua atau tiga kali sehari, begitu seterusnya, mencapai lebih banyak angka," kata McCarthy.

Sinyal dari McCarthy yang berasal dari oposisi yakni Partai Republik tentunya memberikan optimisme ke pasar jika kenaikan pagu utang akan segera tercapai dan AS tidak akan mengalami default. Dolar AS pun melesat 0,7% pada perdagangan Rabu. Bahkan, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini sudah menguat dalam 3 hari beruntun dan menyentuh level terkuat dalam dua bulan terakhir.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular