Kredit Bank Loyo Saat Lebaran 2023, Ga Bahaya Ta?

Muhammad Khadafi, CNBC Indonesia
Selasa, 30/05/2023 07:00 WIB
Foto: Suasana Metropolitan Mall di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (30/10). Metropolitan Mall di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (30/10). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan kredit bank tampak semakin tidak bertenaga. Memasuki awal kuartal II/2023 atau April kredit hanya tumbuh 8% secara tahunan (yoy), terendah sejak Maret 2022 atau setahun terakhir.

Dibandingkan bulan sebelumnya, pertumbuhan kredit April 2023 melambat cukup signifikan atau turun 125 basis poin (bps) dari 9,37% yoy.

Adapun bila dibandingkan dengan posisi awal tahun, pertumbuhan kredit pada awal kuartal II/2023 terpaut jauh. Pada Januari pertumbuhan kredit mencapai lebih dari 10% yoy.


Anehnya pertumbuhan kredit yang melemah itu terjadi pada periode Idulfitri. Sebagai informasi, Hari Raya Lebaran tahun ini jatuh pada pekan ketiga April.

Berkaca dari tahun sebelum pandemi Covid-19, Idulfitri tercatat mendongkrak pertumbuhan kredit perbankan. Sebagai contoh, pada 2019, di mana periode Ramadan dan Idulfitri jatuh pada Mei-Juni, penyaluran dana dari bank naik dua digit atau 11% yoy, jauh di atas capaian akhir tahun tersebut yang hanya tumbuh 5,9% yoy. 

Tahun 2018, Idulfitri jatuh pada pertengahan Juni. Pada periode tersebut, kredit bank naik 10,5% yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. 

Pelemahan kredit tahun ini terjadi pada semua jenis baik investasi, modal kerja, dan konsumsi. Kredit investasi hanya tumbuh 9,1% (yoy) pada April 2023, terendah dalam setahun terakhir. Kredit modal kerja tumbuh 7,1% (yoy) pada April 2023, terendah sejak Desember 2021. Pada periode yang sama kredit konsumsi tumbuh 9,5% (yoy) pada April, terendah dalam tiga bulan terakhir.

Pertumbuhan kredit yang melempem tersebut telah menjadi sorotan Bank Indonesia. Usai Rapat Dewan Gubernur April 2023, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan tengah berdiskusi mengenai kondisi fungsi intermediasi bank. 

Menurut pandangannya, permintaan kredit tahun ini terbilang baik seiring dengan kinerja positif sejumlah korporasi. Dia menduga pertumbuhan kredit melambat karena ada pelunasan yang dipercepat oleh debitur berorientasi ekspor. "Mungkin sejumlah korporasi melunasi kreditnya sebelum menentukan next step untuk investasi dan pembiayaan," kata Perry.

Akan tetapi dia yakin secara keseluruhan pertumbuhan kredit tahun ini akan membaik. Penawaran dari bank, suku bunga kondusif, hingga syarat dan ketentuan pinjaman dari bank menjadi landasan kepercayaan diri Perry. 

"Hasil diskusi dengan perbankan, Mereka juga optimis target RBB tercapai dengan prospek ekonomi dan appetite untuk menyalurkan kredit,"tambah Perry. 

Dalam laporan terpisah, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2023 sebesar 5,03% yoy, naik tipis dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yakni 5,01% yoy. 

Pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh seluruh komponen produk domestik bruto (PDB), di mana ekspor tumbuh tinggi atau sebesar 11,68%  yoy. Konsumsi rumah tangga membaik dengan pertumbuh 4,54% yoy, seiring dengan naiknya mobilitas dan peningkatan daya beli serta penurunan inflasi.

Konsumsi Pemerintah tumbuh positif sebesar 3,99% yoy terutama didorong oleh belanja barang dan belanja pegawai. Hanya pertumbuhan investasi nonbangunan yang masih tertahan pada level 2,11% yoy.

Jokowi Minta Masyarakat Belanja

Terpisah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mendorong masyarakat untuk membelanjakan uangnya. Dia secara lugas meminta masyarakat tidak membiarkan uangnya mengendap di bank dalam bentuk tabungan. 

"Rumusnya justru kita mendorong masyarakat untuk belanja, bukan hemat sekarang ini, beda lagi, karena kita membutuhkan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga dan kalau bisa justru naik," kata Jokowi

Menurut Jokowi, pada 2022, ada Rp 690 triliun dana masyarakat yang mengendap di bank karena tertahan pembatasan kegiatan secara fisik. Saat ini seiring dengan kembalinya aktivitas ekonomi, masyarakat pun didorong untuk konsumtif agar ekonomi domestik bangkit dengan cepat.

Sementara itu, per April 2023, bukan hanya kredit bank yang tumbuh melambat, tetapi juga dana pihak ketiga (DPK). Simpanan masyarakat pada bulan keempat tahun ini tumbuh 7,0% yoy, turun dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya, yakni 7,2% yoy.

Lebih rinci, pertumbuhan melorot akibat tabungan yang hanya tumbuh 2,6% yoy, turun 170 bps dibandingkan bulan sebelumnya. Begitu juga dengan deposito, pertumbuhannya turun 30 bps menjadi 5,4%. Kedua komponen tersebut ini berkontribusi 70 persen terhadap total simpanan masyarakat di bank. 


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bankir Putar Otak Genjot Kredit Saat Daya Beli & Ekonomi Lesu