Pangkas Pelemahan, IHSG Berakhir Melemah Tipis

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
29 May 2023 16:27
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi II perdagangan sore ini, Senin (29/5/23) turun tipis 0,09% menjadi 6.681,10.

Hari ini IHSG sempat menguat di awal sesi I bahkan memasuki zona psikologis 6.700 tepatnya tertinggi di level 6.708,36, namun IHSG kemudian berbalik arah hingga ditutup koreksi.

Koreksi IHSG hari ini memperpanjang tren pelemahan selama tiga hari beruntun. Dengan demikian dalam lima hari perdagangan IHSG terkoreksi 3,81%. Selain itu, secara year to date (ytd) indeks membukukan koreksi sebesar 2,47%.

Pada perdagangan hari ini, sekitar 20 miliar saham terlibat yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Selain itu, nilai perdagangan tercatat mencapai Rp. 8,5 triliun.

Melandainya IHSG kali ini didorong oleh turunnya 344 saham, sementara 207 saham stagnan dan hanya menyisakan 197 saham yang menguat.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv, 50% sektor melemah dengan sektor Energi masih menjadi sektor yang paling membebani indeks dari sesi I yakni drop 3%.

Saham energi terutama batubara yang membebani IHSG hari ini disebabkan karena masih lesunya harga acuan batubara hingga pekan lalu.

Cuaca di Eropa dan Asia yang membaik, harga gas yang juga terkoreksi, dan lesunya permintaan di Eropa menjadi penyebab masih lesunya harga batubara dunia.

Adapun bottom movers IHSG pada perdagangan sore ini berdasarkan indeks poinnya adalah sebagai berikut:

1. PT Bayan Resources Tbk (-16,76)

2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (-6,10)

3. PT Bumi Resources Tbk (-2,01)

4. PT Berkah Beton Sadaya (-1,62)

5. PT Trimegah Bangun Persada (-1,22)

Pasar ekuitas Indonesia terkoreksi meski ada kabar baik seputar pembahasan plafon utang AS, dimana pembahasan tersebut sudah mengalami kemajuan.

Dalam beberapa waktu terakhir, Presiden AS Joe Biden dan Anggota Kongres Utama dari Partai Republik, Kevin McCarthy telah sepakat untuk menaikkan plafon utang pemerintah federal menjadi US$ 31,4 triliun, mengakhiri kebuntuan yang berlangsung selama berbulan-bulan terkait debt ceiling. Namun, kesepakatan ini masih belum diputuskan secara final.

Menurut laporan Reuters, McCarthy mengungkapkan bahwa negosiasi masih berlangsung dan belum mencapai keputusan akhir.

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, telah memperpanjang batas waktu penetapan gagal bayar utang pemerintah dari tanggal 1 Juni menjadi 5 Juni 2023. Hal ini memberikan harapan adanya penyelesaian yang dapat menghindari skenario gagal bayar (default).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular