Harga Emas Ambruk, Saham Produsennya di RI Ikut Tertekan
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten pertambangan emas di Indonesia terpantau terkoreksi pada perdagangan sesi I Senin (29/5/2023), di tengah cenderung lesunya harga emas acuan dunia karena banyaknya data dan agenda penting yang akan berlangsung sepekan ke depan di Amerika Serikat (AS).
Dari tujuh saham pertambangan emas, hanya dua saham yang cenderung stagnan pada sesi I hari ini.
Berikut pergerakan saham emiten tambang emas pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Hartadinata Abadi | HRTA | 400 | -2,91% |
Archi Indonesia | ARCI | 326 | -1,21% |
J Resources Asia Pasifik | PSAB | 88 | -1,12% |
Aneka Tambang | ANTM | 1.910 | -0,52% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | 2.960 | -0,34% |
Bumi Resources Minerals | BRMS | 119 | 0,00% |
Wilton Makmur Indonesia | SQMI | 57 | 0,00% |
Sumber: RTI
Hingga pukul 10:55 WIB, saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) memimpin koreksi saham pertambangan emas di RI pada pagi hari ini, yakni ambles 2,91% ke posisi Rp 400/saham.
Sedangkan untuk saham raksasa pertambangan emas RI yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga terkoreksi masing-masing 0,52% dan 0,34%.
Saham emas di RI terbebani oleh harga emas acuan dunia yang diperkirakan volatil pada pekan ini, karena banyaknya data dan agenda penting yang akan berlangsung di AS.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu, harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,31% di posisi US$ 1.946,33 per troy ons.
Penguatan ini setidaknya memberi angin segar setelah emas terpuruk pada dua hari perdagangan sebelumnya.
Secara keseluruhan, emas ambruk 1,52% sepanjang pekan lalu. Artinya, emas sudah turun selama tiga pekan beruntun.
Pada perdagangan hari ini, sekitar pukul 06:24 WIB, harga emas di pasar spot terpantau turun 0,1% do US$ 1.944,27 per troy ons.
Salah satu data penting yang akan dirilis pekan ini di AS yakni angka pengangguran AS untuk April yang akan dirilis pada Jumat pekan ini. Tingkat pengangguran AS tercatat 3,4% pada April, dari 3,5% pada Maret 2023.
Angka pengangguran diproyeksi hanya naik tipis 3,6% pada Mei 2023. Tingkat pengangguran AS sulit turun cepat karena masih besarnya permintaan tenaga kerja.
Kondisi ini membuat inflasi di AS sulit turun dengan cepat dan akibatnya bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sulit melunak.
Jika angka pengangguran AS masih sulit turun dengan cepat atau bahkan turun maka harga emas diperkirakan akan jatuh.
Pekan ini, AS juga akan mengumumkan aktivitas manufakturnya yang bisa menjadi cerminan seperti apa pergerakan ekonomi AS, apakah masih kencang atau melemah.
Pekan ini, dua pejabat The Fed juga akan menyampaikan pidato yakni Gubernur Michelle W. Bowman dan Gubernur Philip N. Jefferson pada Rabu pekan ini.
Pernyataan dari keduanya akan sangat ditunggu untuk mencari tahu seperti apa arah kebijakan The Fed pada Juni mendatang, apakah masih hawkish atau sudah mulai dovish.
Jika pernyataan keduanya hawkish maka siap-siap saja emas akan melemah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)