Market Commentary

IHSG Makin Dalam di Zona Merah, 5 Saham Ini Biang Keroknya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
29 May 2023 10:32
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau terkoreksi pada perdagangan sesi I Senin (29/5/2023), meski ada sentimen positif terkait kemajuan pembahasan plafon utang Amerika Serikat (AS).

Per pukul 10:19, IHSG melemah 0,74% ke posisi 6.637,65. IHSG pada perdagangan hari ini kembali menyentuh level psikologis 6.600.

Secara sektoral, sektor energi kembali membebani IHSG pada sesi I hari ini, yakni sebesar 2,95%.

Beberapa saham menjadi pemberat IHSG pada hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Bayan ResourcesBYAN-14,8617.325-4,55%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI-12,255.525-1,34%
Adaro Energy IndonesiaADRO-1,982.020-3,35%
Telkom IndonesiaTLKM-1,214.100-0,73%
Astra InternationalASII-1,196.575-0,38%

Sumber: RTI

Saham raksasa batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 14,9 indeks poin.

Selain itu, adapula saham perbankan berkapitalisasi pasar terbesar kedua di bursa yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), yang membebani indeks mencapai 12,2 indeks poin.

IHSG terkoreksi meski ada kabar baik seputar pembahasan plafon utang AS, di mana pembahasan tersebut sudah mengalami kemajuan.

Dalam beberapa waktu terakhir, Presiden AS Joe Biden dan Anggota Kongres Utama dari Partai Republik, Kevin McCarthy telah sepakat untuk menaikkan plafon utang pemerintah federal menjadi US$ 31,4 triliun, mengakhiri kebuntuan yang berlangsung selama berbulan-bulan terkait debt ceiling. Namun, kesepakatan ini masih belum diputuskan secara final.

Menurut laporan Reuters, McCarthy mengungkapkan bahwa negosiasi masih berlangsung dan belum mencapai keputusan akhir.

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, telah memperpanjang batas waktu penetapan gagal bayar utang pemerintah dari tanggal 1 Juni menjadi 5 Juni 2023. Hal ini memberikan harapan adanya penyelesaian yang dapat menghindari skenario gagal bayar (default).

Saham energi terutama batu bara yang membebani IHSG hari ini disebabkan karena masih lesunya harga batu bara acuan hingga pekan lalu.

Cuaca di Eropa dan Asia yang membaik, harga gas yang juga terkoreksi, dan lesunya permintaan di Eropa menjadi penyebab masih lesunya harga batu bara dunia.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Loyo, GOTO dan 3 Raksasa Batu Bara Jadi Beban

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular