Hati-hati Shopee & Lazada! TikTok Mau Jajah Asia Tenggara

Putra, CNBC Indonesia
26 May 2023 12:55
Dunia Hari Ini: TikTok Dituntut Negara Bagian Montana Amerika Serikat
Foto: ABC Australia

TikTok mengeluarkan uang secara besar-besaran alias bakar uang demi mengejar pertumbuhan, strategi yang teruji historis untuk memenangkan pangsa pasar.

"TikTok sedang menghabiskan jumlah uang yang luar biasa saat ini untuk insentif untuk menarik pembeli dan penjual, yang mungkin tidak bertahan lama," kata Jonathan Woo, analis senior di Phillip Securities Research.

Woo memperkirakan insentif tersebut menghabiskan US$ 600 juta hingga US$ 800 juta per tahun, atau sekitar 6% hingga 8% dari total GMV US$ 10 miliar pada 2023.

Untuk mendorong para penjual bergabung dengan platform, TikTok Shop menghapus biaya komisi saat diluncurkan di Singapura pada Agustus. Jadi penjual atau seller hanya perlu membayar biaya pembayaran sebesar 1%.

Data dari Apptopia, perusahaan analitik aplikasi, menunjukkan bahwa jumlah unduhan aplikasi TikTok Shop Seller Center semakin meningkat selama setahun terakhir.

Sementara itu, Shopee mengenakan biaya komisi, transaksi, dan layanan lebih dari 5%.
Pengecekan lapangan oleh CNBC International mengungkapkan bahwa tisu toilet empat lapis dari Nomieo dijual di TikTok dengan harga 5,80 dolar

Singapura untuk dua puluh tujuh rol. Dalam perbandingan, barang yang sama dijual sekitar 16,80 dolar Singapura di Shopee.

Woo mencatat bahwa TikTok Shop masih "sangat muda" dan berada dalam fase "bakar uang untuk tumbuh" yang mungkin tidak cocok dengan pasar saat ini mengingat biaya pendanaan (cost of funding) yang tinggi.

TikTok Shop juga "hanya merupakan platform tanpa kemampuan end-to-end" seperti Shopee dan Lazada yang telah berinvestasi secara besar-besaran dalam meningkatkan logistik untuk pengiriman dan pengembalian barang yang lebih cepat, meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan, dan membangun kepercayaan bagi penjual dan pembeli, kata Woo.

Woo bilang, TikTok Shop juga memiliki pangsa pengguna yang lebih kecil pada saat ini dengan demografi yang lebih muda, yang berarti kemampuan pengeluaran yang lebih rendah.

"Saya tidak berpikir ada risiko besar bagi Shopee dari TikTok," kata Mittal. "Shopee bisa kehilangan sebagian pangsa pasar, tetapi Lazada tidak bisa," imbuhnya.

Lazada sendiri terus mencoba mengejar Shopee sejak Shopee mengungguli perusahaan tersebut sebagai platform e-commerce terbesar di Asia Tenggara pada 2020.

"Secara keseluruhan, saya pikir TikTok Shop memiliki potensi untuk menjadi sebesar Shopee atau Lazada, meskipun mungkin dibutuhkan waktu yang cukup lama," kata Woo.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular