Bukan Lagi Batu Bara, Ini Fokus Bisnis INDY Masa Depan

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
25 May 2023 15:28
RUPS PT Indika Energy Tbk  (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Foto: RUPS PT Indika Energy Tbk (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indika Energy Tbk (INDY) berencana untuk bertahap meninggalkan bisnis batu bara. Perusahaan tengah memperluas bisnisnya pada pertambangan mineral seperti emas dan bauksit hingga energi hijau.

Wakil Direktur Utama dan CEO Grup INDY Azis Armand mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan transformasi usaha menuju energi yang lebih berkelanjutan dengan pendapatan melalui sektor non-batu bara dengan sektor batu bara masing-masing akan berkontribusi sebesar 50% dari total pendapatan perusahaan.

"Dalam transisi tersebut ada target yang panjang. Dua hal yang menjadi diskusi internal adalah target kita bisa mencapai NZE sebelum 2050. Maksudnya adalah emisi anak usaha atau investasi aset tersebut nantinya tahun 2050 atau mempercepat mencapai target NZE," jelas Aziz dalam acara Paparan Publik Indika Energy, Rabu (25/5/2023).

"Kedua tentu intermediate, target aspirasinya 2025 pendapatan Indika secara konsolidasi akan balance 50:50 dari sektor-sektor Indika sebelumnya ke sektor yang baru dalam kelompok usaha Indika," imbuhnya.

Dengan begitu, Azis mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengembangkan usaha dengan kegiatan investasi dan divestasi, serta pengembangan proyek di masa mendatang.

"Kita mau Indika Energy sekarang transformasi yang pada dasarnya didasarkan keinginan untuk menjadi keberlanjutan operasional dan keuangan. Akan tercermin kegiatan investasi dan divestasi kegiatan-kegiatan proyek pengembangan proyek masa datang," tandasnya.

Sebelumnya, President Director PT Indika Energy Tbk Arsjad Rasjid mengatakan saat ini sektor batu bara masih menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi perusahaan. Namun bicara mengenai prospek ke depan, perusahaan sedikit demi sedikit bakal mulai beralih ke bisnis lain.

"Pelan-pelan kita lepas (batu bara) tapi sambil kita melepas kita siapkan penggantinya misalnya emas dan bauksit," ujar dia kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (17/5/2023).

Arsjad menilai perusahaan mempunyai komitmen kuat dalam mendukung terbentuknya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Karena itu, tidak hanya masuk ke bisnis kendaraan listrik roda dua, namun Indika juga berekspansi ke pertambangan bauksit.

"Balik lagi yang kita lihat bukan hanya manufacturing dari EV tapi kita harus dari ekosistem. Makanya kalau dilihat kita akuisisi perusahaan yang bauksit kita merasa bahwa kita punya keahlian loh di mining," kata Arsjad.

Sementara terkait dengan emas, keputusan perusahaan berinvestasi di proyek tembang emas lantaran emas dinilai memiliki prospek yang positif, seiring dengan stabilnya harga komoditas tersebut. Oleh sebab itu, perusahaan berharap mulai 2-3 tahun ke depan dapat melakukan produksi pertamanya di Sulawesi Selatan.

"Emas itu kan kalau kita lihat story tetap stabil. Revenue kita, kita lihatin tuh bagaimana bisa make sure supaya mempunyai kekuatan. Nah dari sisi itu emas stabil kita mulai masuk kita harapkan 2-3 tahun ini," Kata dia.

Selain itu, guna mengurangi penggunaan batu bara, Indika juga mempunyai konsesi hutan tanaman industri lebih dari 170 ribu hektare dari empat konsesi hutan yang dimiliki. Perusahaan ini, memiliki rencana untuk mengembangkan wood pellet untuk biomassa dan carbon offset.

"Makanya kita punya 170 ribu hektar hutan di dalam portofolio energi. Ini akan kita bagi dua. Satu untuk hutan tanaman industri sisanya kita akan masuk ke bisnis revenue dari carbon credit," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Mulai Turun, Begini Ramalan Bos Indika

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular