AS Gonjang-ganjing, Begini Hasil Uji Stres Bank di RI

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
25 May 2023 14:57
Gubernur BI Perry Warjiyo (Tangkapan Layar Youtube)
Foto: Gubernur BI Perry Warjiyo (Tangkapan Layar Youtube)

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia mengumumkan hasil uji stres atau stress test terhadap perbankan di Indonesia. Hal ini menjadi penting di tengah ketidakpastian ekonomi global seiring dengan risiko Amerika Serikat 'bangkrut'.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa likuiditas perbankan saat ini terbilang longgar dengan posisi rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) 26,58%. Hal itu kemudian berkontribusi mendorong Kredit dan stabilitas sistem keuangan.

"Hasil uji ketahanan stress test BI menujukkan ketahanan perbankan yang kuat," katanya usai Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Rabu (25/5/2023).

Perry mengatakan ke depan BI akan memperkuat sinergi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk memitigasi ekonomi global yang berpotensi mengganggu ketahanan sistem keuangan. 

Ketangguhan perbankan Indonesia saat ini juga dapat dilihat dari sisi permodalan dan risiko kredit. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio /CAR) pada April 2023 sebesar 24,69%.

Pada periode yang sama, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross sebesar 2,49% dan nett 0,72%, turun dibandingkan dengan posisi awal tahun.

Sementara itu hingga April 2023, BI mencatat kredit tumbuh 8,08% yoy dan DPK naik 6,82% yoy. 

Ke depan Perry melihat pertumbuhan kredit akan terjaga seiring dengan suku bunga kredit terjaga pada level 9,37% yoy.

Adapun seperti diberitakan sebelumnya Amerika Serikat (AS) terancam default atau gagal bayar pada 1 Juni 2023. Pasalnya, pembicaraan 'debt ceiling' atau pagu utang AS antara Gedung Putih dan oposisi Partai Republik masih belum menemukan jalan keluar.

Bila gagal bayar, hal itu dikhawatirkan akan memicu gangguan ekonomi besar-besaran di AS dan kemungkinan besar di seluruh dunia. Penyebabnya adalah borrowing cost atau biaya pembiayaan serta suku bunga pinjaman akan meningkat cukup tajam. Ini dapat berimplikasi pada perbankan global, termasuk Indonesia.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Panas Dingin Perang Berebut Likuiditas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular