
Saham BBRI Cetak Rekor Terus, Mau Pepet BBCA Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja cemerlang saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akhir-akhir ini semakin meneguhkan posisi sebagai emiten terbesar kedua di bursa berdasarkan kapitalisasi pasar (market cap).
Berkat kenaikan selama 4 hari beruntun, pada 19-24 Mei 2023, saham BBRI terus menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) ke Rp5.600/saham. Ini sebelum terkoreksi ke Rp5.500/saham pada penutupan sesi I, Kamis (25/5).
Dalam sepekan, saham BBRI naik 5,77% dan dalam sebulan melesat 11,11%. Sedangkan, secara year to date (YtD) melompat 10,83%.
Market cap BBRI sekarang tercatat di angka Rp833,57 triliun, berada di atas peringkat ketiga emiten batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang memiliki market cap Rp627,50 triliun.
Namun, BBRI masih di bawah posisi wahid yang dipegang oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Market cap BBCA tercatat mencapai Rp1.121,80 triliun.
Lantas, bagaimana potensi BBRI menyalip market cap bank milik Grup Djarum tersebut?
Dengan perbedaan market cap yang besar, yakni Rp288,23 triliun, tentu perlu waktu yang tidak sedikit untuk BBRI bisa melewati BBCA.
Apabila menggunakan perhitungan kasar, ini berarti harga saham BBRI perlu menyentuh level Rp7.500/saham yang setara dengan market cap Rp1.136,69 triliun. Angka yang cukup untuk melampaui market cap BBCA saat ini.
Di harga tersebut, itu berarti saham BBRI perlu melonjak tinggi hingga 36,4% dari harga saat ini dan secara bersamaan harga saham BBCA tidak banyak bergerak dari harga sekarang.
Padahal, pergerakan BBRI dan BBCA cenderung memiliki korelasi positif selama ini. Jadi, apabila BBRI cenderung naik, secara historis BBCA juga demikian. Dan begitu pula sebaliknya.
Artinya, perlu terobosan dan story yang besar sehingga mampu menggerakan harga saham signifikan dan memerlukan waktu lumayan panjang untuk BBRI bisa mengungguli market cap BBCA.
Untuk waktu dekat, kabar baiknya adalah proyeksi harga kedua saham tersebut terbilang positif.
Menurut konsensus yang dihimpun Refinitiv, harga target (TP) rerata untuk BBRI ke depan ada di angka Rp5.860/saham atau ada potensi kenaikan (upside) 6,5%. Untuk BBCA, TP berada di Rp9.560/saham atau upside 5,05%.
Aliran Deras Asing
Cerahnya kembali saham BBRI hingga menyentuh level ATH terbarunya lagi terjadi di tengah masih derasnya aliran dana asing yang masuk ke saham BBRI.
Dalam sepekan terakhir, asing sudah mengoleksi saham BBRI dengan nilai beli bersih (net buy) sebesar Rp1,03 triliun di pasar reguler.
Menurut catatan CNBC Indonesia Research, ejak awal tahun sejumlah investor besar telah mengakumulasi, diantaranya ada JP Morgan Chase & Co, Vanguard Group Inc, dan BlackRock Inc.
JP Morgan Chase & Co, perusahaan layanan jasa perbankan dan investasi yang bermarkas di New York, Amerika Serikat (AS) sejak Februari lalu diketahui telah menambah kepemilikan sebesar 419,76 juta lembar saham secara bulanan menjadi 3,60 miliar lembar di BBRI.
Kemudian, pada Maret lalu, sempat melepas kepemilikan 305,98 juta lembar, tetapi pada bulan selanjutnya menambah lagi sekitar 2,38 juta lembar menjadi 3,30 miliar.
Terbaru, kepemilikan saham atas BBRI oleh JP Morgan Chase & Co hingga akhir perdagangan pekan lalu tercatat masih bertahan di 3,30 miliar. Investor lainnya ada Vanguard Group Inc tercatat paling rajin menambah kepemilikan sejak awal tahun.
Sejak Januari hingga akhir perdagangan pekan lalu Vanguard terus mengakumulasi saham BBRI sebesar 448,99 juta lembar saham, dari sebelumnya 2,38 miliar lembar menjadi 2,83 miliar lembar.
Investor kakap lainnya yang tercatat rajin mengakumulasi ada BlackRock Inc, sejak Januari kepemilikan bertambah 60,59 juta lembar secara bulanan menjadi 2,44 miliar lembar. Bulan selanjutnya juga menambah lagi sekitar 365,96 juta lembar menjadi 2,77 miliar lembar saham.
Pada Maret lalu, kepemilikan saham atas BBRI oleh BlackRock juga meningkat 41,67 juta lembar menjadi 2,81 miliar lembar saham.
Tercatat pada Maret hingga perdagangan Jumat pekan lalu, BlackRock tetap membeli saham BBRI sebesar 10,76 juta lembar, dari sebelumnya 2,81 miliar lembar menjadi 2,83 miliar lembar saham.
Sementara dari kinerja keuangannya pada kuartal I-2023, BBRI menjadi saham dengan perolehan dan pertumbuhan laba terbesar. Laba bersih BBRI pada kuartal I-2023 mencapai Rp 15,56 triliun, naik 27,37% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Adapun total kredit BRI Group juga tercatat sebesar Rp 1.180,12 triliun, ditopang oleh segmen mikro yang tumbuh sebesar 11,18%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kode Keras BRI Bakal Kembali Bagikan Dividen Jumbo
