Dana Asing Rp19 T Masuk Bursa RI, 10 Saham Ini Paling Disukai

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
25 May 2023 13:35
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak awal tahun hingga akhir perdagangan Rabu (25/5/2023) aliran dana asing masih cukup deras masuk ke bursa domestik atau mencapai Rp18,73 triliun di seluruh pasar. Masuknya asing menunjukkan kepercayaan akan prospek ekonomi Indonesia yang masih akan positif.

Menurut International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih relatif stabil di 5% secara tahunan yang didukung permintaan domestik baik konsumsi rumah tangga maupun investasi.

Bank Indonesia (BI) juga senada dengan prospek ekonomi Indonesia masih resilient pada 2023 yang diproyeksikan bisa tumbuh dalam kisaran 4,5% - 5,3%. Prakiraan sejalan dengan naiknya penghapusan kebijakan pasca pencabutan PPKM dan membaik nya prospek bisnis.

Penanaman modal asing yang masih deras juga terlihat pada beberapa saham berkapitalisasi jumbo. Mengutip dari data Bursa Efek Indonesia bank-bank besar masih merajai di posisi teratas aliran dana asing yang masuk sejak awal tahun.

Posisi pertama ditempati BBRI yang berhasil meningkat 11,34% sejak awal tahun hingga perdagangan Kamis (25/5/2023), diikuti net foreign buy atau beli bersih asing sebesar Rp7,5 triliun. Kenaikan harga tersebut mengerek saham BBRI mencapai level tertingginya sepanjang masa dalam empat hari berturut-turut.

Selanjutnya ada BBCA yang menempati posisi kedua dengan aliran dana asing yang masuk mencapai Rp2,9 triliun dan kenaikan harga sejak awal tahun sebesar 6,14%. Posisi ketiga, masih ditempati saham banking besar, yakni BBNI yang mencatatkan net foreign buy sebesar Rp2,4 triliun, sementara harga sahamnya masih tercatat dalam zona merah turun 2,98% sejak awal 2023.

Posisi selanjutnya di nomor empat dan lima diisi oleh saham terkait emas dan nikel yakni MDKA dan ANTM. Kedua saham tersebut masih mencatatkan pelemahan harga masing-masing 27,67% dan 1,51% secara year-to-date (YTD), namun aliran asing masih deras di saham tersebut, MDKA mencatat net foreign buy sebesar Rp1,7 triliun sedangkan ANTM sebesar Rp1,3 triliun.

ICBP menempati posisi selanjutnya, dengan kenaikan harga saham atraktif mencapai 12,25% YTD dan aliran dana asing yang masuk sebesar Rp1,3 triliun. Kemudian, disusul TLKM yang menempati posisi ketujuh dengan net foreign buy sebesar Rp920,9 miliar dan kenaikan harga saham sejak awal tahun sebesar 11,20%.

Pada posisi kedelapan ada ASII dengan kenaikan harga sahamnya sejak awal tahun terbilang yang paling tinggi diantara yang lain mencapai 16,67%. Sementara untuk aliran asing yang masuk sebanyak Rp846,7 miliar.

Kemudian, ada BRPT yang menempati posisi kesembilan dengan kenaikan harga saham mencapai 5,30% sejak awal tahun dan net foreign buy sebesar Rp302,3 miliar. Terakhir, ada INCO yang menempati posisi 10 dengan aliran asing yang masuk mencapai Rp276,1 miliar, akan tetapi untuk pergerakan harga sahamnya masih terpantau turun 7,75% YTD.


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Lanjut Ambruk, 10 Saham Ini Malah Jadi Buruan Asing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular