
Erick Thohir Kaget Surabaya Bukan Smart City

Jakarta, CNBC Indonesia — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir terkejut bahwa provinsi Surabaya tidak masuk ke dalam kategori kota pintar atau smart city di Indonesia. Padahal, Ibu Kota Jawa Timur itu kota terbesar kedua di Indonesia.
"Saya terkejut Surabaya nggak masuk (smart city). Saya kita masuk ternyata nggak. Artinya ini kembali, peluang," ujarnya saat ditemui di Hotel Shangrila Jakarta, Kamis (25/5).
Erick menilai hal itu menjadi sebuah peluang untuk menarik investasi asing masuk ke Indonesia. Menurutnya Indonesia dapat menggandeng China untuk menyulap Surabaya menjadi smart city.
"Ini saya rasa mungkin menjadi kesempatan dan kami di BUMN sangat welcome, sangat welcome berkolaborasi. Saya rasa kalau Telkom dengan ZTE dan Huawei kolaborasi memang ini untuk digital ekonomi," pungkasnya.
Menurut Erick, Indonesia memiliki modal kuat karena perekonomian di negara ini akan terus tumbuh 5% setiap tahun. "Kalau kita lihat data-data sampai tahun 2045 itu kurang lebih kita akan 4 sampai 5 ekonomi terbesar di dunia. Dan tentu kalau kita lihat juga dari data statistik kelas menengah kita kan tumbuh tahun 2030 sampai 145 juta dan 2045 223 juta," sebutnya.
Adapun The Smart City Observatory oleh IMD World Competitiveness Center baru saja merilis daftar Smart City Index (SCI) 2023 atau daftar indeks kota pintar di dunia. Dari total 141 kota dari seluruh dunia yang diteliti, tiga kota di Indonesia masuk ke dalam daftar tersebut.
Adapun Ketiga kota tersebut adalah Jakarta, Medan, dan Makassar. Dalam daftar tersebut, Jakarta menduduki posisi ke-102, Medan menempati urutan ke-112, dan Makassar posisi ke-114 sebagai smart city atau kota pintar terbaik di dunia.
Jakarta dan Medan dianggap layak berada dalam daftar tersebut karena dinilai mampu memenuhi kebutuhan sanitasi dasar daerah miskin, memiliki layanan daur ulang yang memuaskan, memiliki fasilitas transportasi publik yang baik, mempermudah layanan akses informasi pemerintah daerah, hingga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang memuaskan.
Sementara itu, Makassar dinilai memiliki rapor baru untuk beberapa area, seperti akses informasi terhadap keputusan pemerintah daerah, kemampuan mengatur janji temu medis secara daring, dan kemudahan penggunaan angkutan umum berkat penjualan tiket dan penjadwalan secara daring.
Dalam laporannya, SCI memberikan beberapa catatan khusus terhadap Jakarta dan Makassar perihal prioritas yang perlu diperhatikan, yakni Jakarta perlu lebih memperhatikan polusi udara, kemacetan, dan korupsi.
Kemudian, Makassar memiliki 'pekerjaan rumah' berupa pengangguran, kemacetan, dan korupsi.
Secara keseluruhan, Zurich, Swiss menempati posisi teratas dalam daftar kota pintar terbaik selama empat tahun berturut-turut. Lalu diikuti oleh Oslo, Norwegia yang juga menduduki posisi dua selama empat tahun berturut-turut.
Sementara itu, negara tetangga, Singapura berhasil menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk ke daftar sepuluh besar dengan mempertahankan posisi ke-7 selama tiga tahun berturut-turut.
"Indeks Kota Cerdas IMD 2023 menilai persepsi penduduk pada isu-isu yang berkaitan dengan struktur dan teknologi aplikasi yang tersedia untuk mereka di kota mereka," tulis The Smart City Observatory, dikutip Rabu (5/4/2023).
"Ada dua pilar yang menjadi persepsi warga diminta, yakni pilar struktur yang mengacu pada infrastruktur kota dan pilar teknologi terkait penyediaan dan layanan teknologi masyarakat," lanjut laporan tersebut.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article MIND ID Dapat Penghargaan Best Corporate Handling dari Erick Thohir