
Masalah Utang Amerika Masih Buntu, Semoga Rupiah Kuat

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah 0,13% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.895/US$ pada Rabu kemarin. Perhatian tertuju ke perundingan kenaikan batas utang Amerika Serikat yang membuat sentimen pelaku pasar memburuk, dan berisiko menekan rupiah pada perdagangan Kamis (25/5/2023).
Ketua DPR AS, Kevin McCarthy mengatakan negosiasi pengurangan belanja pemerintah masih buntu.
"Saya berpikir ini (pengurangan belanja) masuk akal. Masuk akal dan rasional jika kita mengurangi belanja pada tahun depan dibandingkan tahun ini. Setiap rumah tangga harus melakukan hal yang sama," kata McCarthy, yang berasal dari Partai Republik sebagaimana dilansir CNBC International.
Selain itu pelaku pasar juga menunggu pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).
Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuannya sebesar 5,75%.
Meski demikian, pelaku pasar tentunya menanti update terkait kondisi ekonomi luar dan dalam negeri menurut pandangan BI, serta proyeksi suku bunga ke depannya.
Secara teknikal, pelemahan rupiah yang disimbolkan USD/IDR sebelumnya masih ditahan rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50). Dengan demikian, rupiah masih berada di bawah MA 50, 100 dan 200.
Mata Uang Garuda juga masih berada jauh di bawah Rp 15.090/US$ yang bisa menjadi kunci pergerakan rupiah ke depannya.
Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 50% yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian kini sudah berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang berada di wilayah overbought membuka peluang penguatan rupiah.
![]() Foto: Refinitiv |
Resisten terdekat berada di kisaran ke Rp 14.910/US$ - Rp 14.920/US$. Selama bertahan di bawah level tersebut, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.850/US$. Penembusan ke bawah level tersebut bisa membawa rupiah menguji Rp 14.800/US$.
Sementara jika resisten ditembus, rupiah berisiko melemah menuju Rp 14.970/US$.
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terpuruk! Rupiah Makin Dekat Rp 15.000/US$