Harga Batu Bara Kembali Jatuh, Bantuan dari India Tak Cukup

mae, CNBC Indonesia
24 May 2023 06:25
An Indian laborer smiles as she takes a break from loading coal into a truck in Dhanbad, an eastern Indian city in Jharkhand state, Friday, Sept. 24, 2021. A 2021 Indian government study found that Jharkhand state -- among the poorest in India and the state with the nation’s largest coal reserves -- is also the most vulnerable Indian state to climate change. Efforts to fight climate change are being held back in part because coal, the biggest single source of climate-changing gases, provides cheap electricity and supports millions of jobs. It's one of the dilemmas facing world leaders gathered in Glasgow, Scotland this week in an attempt to stave off the worst effects of climate change. (AP Photo/Altaf Qadri)
Foto: Seorang buruh India tersenyum ketika dia beristirahat saat memuat batu bara ke dalam truk di Dhanbad, sebuah kota di India timur di negara bagian Jharkhand, Jumat, 24 September 2021. (AP/Altaf Qadri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara jatuh setelah melonjak 6% lebih. Pada perdagangan Selasa (23/5/2023), harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 161,25 per ton. Harganya jatuh 1,32%.

Pelemahan ini memutus tren positif pasir hitam menguat pada dua hari sebelumnya dengan penguatan mencapai 6,1%.

Harga batu bara melemah karena aksi profit taking, terus melemahnya harga gas, serta sentimen negatif dari Eropa.

Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) terus melandai hingga menyentuh 29,13 euro per mega-watt hour (MWh) kemarin. Harga tersebut adalah yang terendah sejak Juni 2021.
Gas dan batu bara adalah dua komoditas yang saling mengganti dan harganya saling mempengaruhi.

Dengan harga gas yang semakiin turun maka batu bara semakin ditinggalkan karena banyak yang lebih berpaling ke gas. Kondisi ini terutama terjadi di kawasan Eropa.

Produksi listrik dari pembangkit batu bara di Jerman, pekan lalu, anjlok 19% (month to month/mtm) ke 375 giga watt hours (gWh).

Melemahnya permintaan batu bara tercermin dari menumpuknya pasokan pasir hitam di Pelabuhan Eropa.

Pasokan batu bara di pelabuhan Eropa barat laut meningkat 7% dalam sepekan terakhir, ke level tertingginya dalam delapan bulan.

Pasokan batu bara di Pelabuhan ARA (Amsterdam, Rotterdam, Antwerp) ada di angka 6 juta ton pada pekan lalu, meningkat 39% dari periode yang sama tahun lalu.

Jepang dan Korea Selatan pun sudah mulai mengurangi impor batu bara.

Impor batu bara Korea Selatan ambruk 21,8% (mtm) pada April menjadi 8,39 juta ton

Impor dari Jepang juga ambles. Secara keseluruhan, impor batu bara Jepang turun 1,6% (yoy) menjadi 13,23 juta ton. Impor batu bara jenis thermal anjlok 10,8% (yoy) menjadi 7,28 juta ton.

Di tengah banyaknya negara yang mengurangi impor, India masih menjadi penyelamat dengan terus meningkatkan permintaan.

Impor batu bara India pada April melonjak 32% (yoy) menjadi 16,23 juta ton. Impor tetap melonjak meskipun India juga meningkatkan produksi.

Produksi batu bara India meningkat 9% (yoy) menjadi 73 juta ton.

Impor tetap meningkat karena kebutuhan batu bara tengah melonjak dan diperkirakan masih akan tetap tinggi ke depan.

Kebutuhan listrik di India diperkirakan akan mencapai puncak pada Juni tahun ini hingga menembus 229 giga watt (GW). Naik dibandingkan Juni pada tahun sebelumnya menjadi 215GW.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Harga Batu Bara Terjun Bebas, Sinyal Bearish?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular