Newsletter

Waspada! Belum Ada Solusi Soal Pagu Utang Amerika

Putra, CNBC Indonesia
Rabu, 24/05/2023 06:00 WIB
  • IHSG dan rupiah kembali sumringah ditopang oleh sejumlah faktor
  • Wall Street memerah di tengah lanjutan negosiasi plafon utang AS
  • Kabar negosiasi antara Joe Biden dan Ketua DPR AS masih akan mewarnai sentimen pasar hari ini.

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah kembali kompak menguat pada perdagangan Selasa (23/5/2023), melanjutkan penguatan pada Senin (22/5).

IHSG pada penutupan sesi II perdagangan Selasa ditutup naik tipis 0,10% menjadi 6.736,68.

IHSG secara eksklusif diperdagangkan di zona hijau selama Selasa.


Kinerja IHSG pada Selasa telah memperpanjang penguatannya selama tiga hari beruntun. Dalam lima hari perdagangan IHSG terapresiasi naik 0,37%. Namun, secarayear to date(ytd) indeks masih membukukan koreksi sebesar 1,66%.

Kenaikan IHSG kali ini ditopang 260 saham, sementara 263 saham melemah, dan 217 saham lainnya terpantau jalan ditempat alias tidak berubah.

Perdagangan pada Selasa melibatkan 18 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,35 juta kali. Selain itu, nilai perdagangan tercatat mencapai Rp. 11 triliun.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv mayoritas sektor menguat. Sektor Konsumen primer menjadi sektor yang paling menguntungkan indeks naik 1,09%.

Dari dalam negeri, saat ini investor menanti Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang akan berlangsung pada 24-25 Mei 2023. Sejauh ini, para ekonom memproyeksikan bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan suku bungapada level 5,75% dalam rapat tersebut.

Adapun BI telah menahan suku bunga kebijakan sejak kenaikan terakhir pada Januari 2023. Sebagai informasi sejak Agustus 2022, BI telah mengerek naik suku bunga acuan sebesar 225 basis poin (bps) dengan tujuan mengendalikan inflasi dan mempertahankan target inflasi pada paruh kedua tahun 2023.

Meskipun kini inflasi telah melandai, Deputi Gubernur BIJuda Agung mengungkapkan bahwa masih terlalu dini bagi Bank Indonesia untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan kapan kami [Bank Indonesia] akan memangkas suku bunga. Ya, inflasi inti bahkan sudah lebih rendah dari 3%, tapi tentu saja masih ada beberapa risiko," ujar Juda.

Sentimen rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan surplus transaksi berjalan per kuartal I 2023 ikut menopang IHSG pada Selasa.

Bank Indonesia (BI) mengumumkan neraca pembayaran Indonesia pada triwulan I-2023 surplus US$ 6,5 miliar, melonjak cukup tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar US$ 4,7 miliar.

Berdasarkan siaran pers BI, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (23/5/2023), hal ini didorong oleh surplus pada transaksi berjalan sebesar US$ 3 miliar (0,9% dari PDB) dan transaksi modal dan finansial US$ 3,4 miliar (1,0% dari PDB).

Dalam rinciannya, pada triwulan I 2023, surplus transaksi berjalan berlanjut dari triwulan IV 2022 sebesar 4,2 miliar dolar AS (1,3% dari PDB). Surplus neraca perdagangan barang tetap tinggi didukung oleh permintaan dari mitra dagang utama yang tetap baik terhadap komoditas ekspor nonmigas dan penurunan defisit migas seiring penurunan harga minyak dunia.

Sementara, Nilai tukar rupiah sukses menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (23/5/2023) setelah sempat bergerak fluktuatif. Dengan demikian, rupiah sukses menguat dua hari beruntun.

Melansir data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 14.875/US$, menguat 0,07%, setelah sebelumnya bergerak di kisaran Rp 14.850/US$ - Rp 14.905/US$. Kemarin, rupiah sukses menguat lebih besar 0,23%.

Perhatian tertuju pada pertemuan Presiden AS Joe Biden dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy.

Pertemuan Biden-McCarthy menjadi yang paling dinanti pelaku pasar, sebab bisa menentukan kenaikan pagu utang Amerika Serikat, dan menghindari gagal bayar.

Amerika Serikat akan kehabisan uang untuk membayar bunga utang hingga menjalankan pemerintahan pada awal Juni mendatang jika pagu utang tidak dinaikkan.

Sikap keduanya kini mulai sama, optimistis akan tercapai kesepakatan tetapi masih ada yang harus diselesaikan.

"Kami masih memiliki beberapa ketidaksepahaman, tetapi saya pikir kami bisa mencapai apa yang kami inginkan," kata Biden saat bertemu McCarthy di Gedung Putih, sebagaimana dilansir CNBC International.

Di saat yang sama McCharthy juga menunjukkan optimismenya setelah akhir pekan lalu menyebut jauh dari kata sepakat.

"Saya pikir pada akhirnya kita akan menemukan titik temu, membuat perekonomian kita lebih kuat, mengatasi masalah utang, tetapi yang paling penting membuat pemerintah menekan inflasi, membuat kita mengurangi ketergantungan dengan China serta membuat alokasi sistem kerja," ujarnya.

Di sisi lain, dolar AS yang belakangan tertekan tentunya juga bangkit merespon kesamaan sikap keduanya. Indeks dolar AS terpantau naik 0,19% pagi ini, alhasil rupiah pun berfluktuasi.


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor

Pages