Market Commentary

IHSG Bergairah, 6 Saham Ini Obat Kuatnya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Senin, 22/05/2023 15:47 WIB
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada perdagangan sesi II Senin (22/5/2023), di tengah sikap investor yang menanti keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Per pukul 15:09 WIB, IHSG menguat 0,65% ke posisi 6.743,94. IHSG bertahan di zona psikologis 6.700.

Secara sektoral, sektor konsumer primer menjadi penopang terbesar IHSG pada pagi hari ini yakni sebesar 1,04%, disusul oleh sektor energi sebesar 1,01%.


Selain itu, beberapa saham turut membantu IHSG menguat pada hari ini, di mana mayoritas merupakan saham perbankan raksasa.

Berikut saham-saham yang menopang IHSG di sesi II hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank MandiriBMRI14,265.2503,45%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI9,265.4751,39%
Astra InternationalASII5,876.6001,93%
United TractorsUNTR3,2624.2504,08%
Telkom IndonesiaTLKM2,464.0400,50%
Bayan ResourcesBYAN2,4219.0250,66%

Sumber: Refinitiv & RTI

Dua saham bank raksasa menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini, yakni saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang menopang indeks hingga 14,3 indeks poin dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 9,3 indeks poin.

Selain dua saham bank raksasa, terdapat juga dua saham raksasa batu bara yakni PT United Tractors Tbk (UNTR) yang menopang indeks sebesar 3,3 indeks poin dan saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) sebesar 2,4 indeks poin.

Investor menanti Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang akan berlangsung pada 24-25 Mei 2023. Keputusan yang akan diambil oleh Bank Indonesia dalam rapat tersebut menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh para investor.

Sejauh ini, para ekonom memproyeksikan bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga di level 5,75% pada pengumuman hasil RDG yang akan dilakukan pada Kamis, 25 Mei.

BI telah menahan suku bunga kebijakan sejak kenaikan terakhir pada bulan Januari lalu. Kenaikan suku bunga tersebut telah dilakukan sebanyak 225 basis poin (bp) sejak tahun lalu, dengan tujuan untuk mengendalikan inflasi dan mempertahankan target inflasi pada paruh kedua tahun 2023.

Namun, Deputi Gubernur BI, Juda Agung, mengungkapkan bahwa masih terlalu dini bagi Bank Indonesia untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga, meskipun inflasi sudah mulai melandai.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan kapan kami [Bank Indonesia] akan memangkas suku bunga. Ya, inflasi inti bahkan sudah lebih rendah dari 3%. Tapi tentu saja masih ada beberapa risiko," ujar Juda.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat